Konflik Panjang Bangsa Romawi dan Bangsa Jerman

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
20 November 2018 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perang Romawi dan Jerman (Foto: pinterest)
Di masa lalu, bangsa Romawi dan bangsa Jerman memiliki sejarah konflik yang sangat panjang. Keduanya seakan tidak dapat bersatu dan selalu berusaha untuk saling menaklukan wilayah kekuasaannya satu sama lain. Tidak hanya bangsa Romawi, tapi orang-orang Gaul, yang wilayahnya cukup dekat dengan Jerman pun tidak memiliki hubungan yang baik.
ADVERTISEMENT
Bangsa Romawi menganggap orang-orang Jerman sebagai suku-suku ganas yang suka berperang dan tidak berbudaya. Pada masa kekuasaan Julius Caesar, pasukan Romawi berhasil meredam banyak serangan dari bangsa Jerman.
Salah satunya ketika Caesar memerintahkan pasukannya menyerang suku Helvetti di Sungai Rhone. Keganasan suku Helvetti itu ternyata tidak mampu menandingi kekuatan dan keterampilan berperang bangsa Romawi, sehingga mereka pun berhasil dihancurkan.
Pada 57 SM, Caesar berhasil mengalahkan kepala suku Jerman, Ariovistus, yang berusaha membangun kekuatannya di sebelah barat Sungai Rhone. Saat itu Caesar bertugas mempertahankan wilayah perbatasan kekaisaran Romawi dari penyerangan yang dilakukan bangsa lain.
Strategi paling terkenal yang dilakukan oleh Caesar untuk mengalahkan bangsa Jerman adalah dengan membangun sebuah jembatan melintasi Sungai Rhine, di dekat kota Bonn sekarang. Pasukan Romawi lalu melintasi jembatan itu dan menyerang habis-habisan bangsa Romawi yang ada di seberang sungai. Setelah selesai mereka kembali dan mengahancurkan jembatan tersebut, sehingga menutup akses menuju wilayah Romawi.
ADVERTISEMENT
Selama pemerintahan Gaius Octavianus, Romawi memindahkan pasukannya ke sebalah utara dan selatan perbatasan Rhine yang telah dibangun oleh Caesar. Saat itu beberapa suku Jerman mencoba untuk menginvasi wilayah di sekitarnya. Pasukan Romawi di utara dan selatan Rhine pun menjadi korban, dan Jerman berhasil menduduki beberapa wilayah di sana pada 16 SM.
Foto: commons.wikimedia.org
Namun kekuatan bangsa Jerman yang mulai terbentuk itu segera diantisipasi oleh pasukan Tiberius, dan Drusus, putra tiri kaisar Octavianus. Drusus memimpin pasukannya untuk menghentikan invasi Jerman di wilayah Gaul pada 12 SM. Ia juga berhasil memenangkan sebuah perang besar di Sungai Lippe, yang melibatkan suku-suku Jerman dalam jumlah yang jauh lebih besar.
Drusus menjadi panglima perang yang sangat tangguh, yang berhasil memenangkan berbagai pertempuran besar menghadapi pasukan Jerman. Keunggulannya dalam memimpin pasukan Romawi kembali diperlihatkan ketika ia berhasil menduduki wilayah Sungai Elbe. Namun setelah perang itu, Drusus mengalami luka yang cukup parah, dan kemudian meninggal setelah terjatuh dari kudanya.
ADVERTISEMENT
Saudaranya, Tiberius, menggantikan peran Drusus untuk memimpin pasukan Romawi menyerang wilayah kekuasaan Jerman. Tahun 4 M, Tiberius memimpin kekuatan laut dan darat Romawi menuju sungai Elbe. Setelah berhasil menaklukan wilayah itu, Tiberius memberikan kekuasaannya kepada Varro, dan memilihnya sebagai gubernur baru di Elbe.
Tahun 9 M, kekuatan besar Romawi, yang dipimpin oleh Varro, disergap oleh sejumlah besar pasukan Jerman di hutan Teutoburger. Pasukan Romawi itu terdesak, dan memilih untuk bertahan di sepanjang Sungai Rhine. Pertahanan pasukan Romawi itu secara mengejutkan berhasil dilakukan selama 300 tahun. Mereka terus berperang dengan Jerman hingga akhirnya pasukan Romawi berhasil menang. Namun pertempuran hebat kedua bangsa itu berhenti di Sungai Rhine pada 16 M, dan setelah itu hanya terjadi pertikaian kecil saja.
ADVERTISEMENT
Sumber: Crompton, Samuel Willard. 2007. 100 Peperangan yang Berpengaruh di Dalam Sejarah Dunia. Tanggerang: Karisma