Taring Kekejaman Pasukan Turki Ottoman di Armenia Tahun 1915

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
6 Juni 2018 14:49 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kabut duka menyelimuti wilayah Armenia selama periode tahun 1915 sampai 1917. Periode Perang Dunia I ini memang memberikan luka yang mendalam bagi seluruh bangsa yang terlibat. Tetapi peristiwa yang menimpa bangsa Armenia menjadi perhatian seluruh dunia. Dalang di balik peristiwa di Armenia, tidak lain adalah kerajaan Turki Ottoman.
ADVERTISEMENT
Turki Ottoman telah melakukan serangkaian ekspansi memperluas wilayah kekuasaannya selama 623 tahun, terhitung sejak tahun 1229 hingga tahun 1922. Menurut William Montgomery Watt, awal abad ke-16 adalah puncak dari ekspansi yang dilakukan Turki.
Beberapa wilayah seperti Syria, Mesir, dan Hongaria, berada di bawah kekuasannya. Pasukan Turki Ottoman terkenal sangat kejam dan buas, baik di darat maupun di laut, mereka tidak segan melakukan pembantaian terhadap bangsa yang dijajahnya.
Kekejaman yang diperlihatkan oleh kerajaan Turki Ottoman telah memasuki wilayah Eropa, hingga akhirnya pada tahun 1915 sampai di Armenia. Kerajaan Turki Ottoman mengeluarkan sebuah kebijakan untuk membersihkan orang-orang Armenia, selain bangsa Assyira di Asia Minor.
Pasukan Turki Ottoman melakukan pembantaian yang sangat kejam di seluruh wilayah Armenia. Kekerasan dan pembunuhan terhadap warga Armenia selalu terjadi setiap harinya. Para tentara memburu setiap penduduk yang dijumpai, mereka dipenggal, ditembaki, bahkan disiksa hingga tewas.
ADVERTISEMENT
Kedatangan pasukan Turki Ottoman telah menyempurnakan kepedihan yang dirasakan oleh bangsa Armenia. Selama berabad-abad, wilayah Armenia tidak pernah lepas dari penjajahan yang dilakukan oleh bangsa asing. Mulai dari kerajaan Persia, pasukan Alexander The Great, Kekaisaran Roma, pasukan Romawi Timur, Arab, bangsa Mongol, Tartar, Jerman, dan Rusia, telah menginjakkan kakinya di Armenia.
Ketakutan menyelimuti penduduk Armenia yang selamat, mereka harus bersembunyi sebaik mungkin agar dapat selamat dari pasukan Turki Ottoman. Banyak dari penduduk yang memilih untuk mengungsi ke negara lain, namun banyak pula yang memilih untuk bertahan dengan harapan ada perubahan keadaan menjadi lebih baik dikemudian hari.
Persitiwa kali ini mungkin menjadi yang paling kejam dirasakan oleh bangsa Armenia. Bangsa-bangsa lain yang datang ke wilayah Armenia memang melakukan penindasan dan kekerasan, tetapi tentara Turki Ottoman seperti menyiapkan sebuah rencana untuk membersihkan orang-orang Armenia dari muka bumi. Itulah mengapa banyak kalangan yang menganggap kejadian di Armenia ini sebagai sebuah genosida.
ADVERTISEMENT
Peristiwa tahun 1915 itu memang sudah berlalu sangat lama, namun kesedihan terkadang masih terlihat ketika membicarakan mengenai kekejaman yang dilakukan tentara Turki Ottoman itu. Meski telah merdeka pada 23 September 1991, Armenia tetap menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh Turki di masa lalu merupakan sebuah dosa yang tak terampuni.
Namun hingga saat ini, Turki selalu menyangkal adanya genosida di sana. Mereka menganggap peristiwa itu hanyalah perang, ditambah adanya wabah penyakit dan kelaparan sehingga banyak orang yang meninggal.
Sumber : Ega, A. Yusrianto. 2014. Kisah-Kisah Pembantaian Kejam dalam Peperangan Dunia. Yogyakarta : Palapa.
The Armenian Genocide memorial (Foto: Wikimedia Commons)