Thornton Wilder dan Karakter Manusia dalam Karya Sastra

Potongan Nostalgia
#PotonganNostalgia || Mari bernostalgia! Menjelajah apa yang sudah mulai terlupakan, atau bahkan belum sempat diingat
Konten dari Pengguna
31 Januari 2019 21:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dramawan sekalgius novelis besar Amerika, Thornton Niven Wilder, dilahirkan di Madison, Wisconsin pada 1897. Ia menghabiskan masa remajanya di China ketika ayahnya, seorang diplomat Amerika, ditugaskan di negara itu. Wilder kembali ke Amerika, dan menyelesaikan pendidikannya di Universitas Yale pada 1920. Ia kemudian memberi kuliah kesusasteraan di Universitas Chicago dari tahun 1930 sampai 1936. Wilder banyak menyampaikan studi tentang kepribadian, sehingga ia dikenal memiliki sifat yang kompleks dan senang memahami karakter manusia. Novel pertamanya, The Cabala (1926), yang diikuti dengan The Bridge of San Luis Rey (1927), membuat Wilder mampu memenangkan Hadiah Pulitzer untuk bidang kesusasteraan. Dalam The Bridges of San Luis Rey, Wilder mengambil latar belakang cerita di Peru pada abad ke-18. Tokoh utamanya seorang biarawan asal Prancis, Brother Juniper, yang menelusuri kehidupan lima korban bencana. Bagi sang biarawan, kematian yang dirasakan oleh para korban adalah takdir Tuhan yang tidak bisa ditentang, dan ia berkewajiban menjelaskan kepada mereka bagaiamana semua itu harus diterima. Di beberapa novelnya, Wilder melibatkan tema-tema eksotis dan antik, seperti terlihat pada Heaven’s My Destination (1935), The Woman of Andros (1930), dan The Ideas of March (1948). Hal itu memperlihatkan keterampilan menulis dan imajinasi yang jarang dicapai oleh penulis Amerika. Melalui The Skin of Our Teeth, Thornton Wilder mampu menuliskan sejarah dengan memenangkan kembali Hadiah Pulitzer tahun 1942. Beberapa sejarawan menyebut Wilder sebagai seorang yang memandang kehidupan dengan sempit, sehingga karyanya tidak dapat mewakili keironisan seorang manusia. Namun bagi para pembaca dan kritikus sastra, karya-karya Wilder mewakili kehidupan klasik, yang dramatis dan mampu diterima oleh seluruh zaman. Pada 1943, Wilder bekerja sama dengan produser film Inggris terkenal, Alfred Hitchcock, untuk mengadaptasi Shadow of a Doubt menjadi sebuah film. Wilder juga mencoba membuat film dari naskah The Bridge of San Luis Rey, dan Our Time pada 1940-an. Sandiwara paling terkenal yang naskahnya diambil dari karya Wilder, The Matchmaker, dipandang sebagai salah satu sandiwara terbesar dan paling sukses yang pernah muncul di Broadway sebagai Hello Dolly!. Sumber : Perkins, Christine N. 2008. 100 Penulis yang Membentuk Sejarah Dunia. Jakarta : Progress Foto : commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT