Tantangan Potensi Kemunculan Konflik Pada Negara Demokrasi

Praba Alkausar H Gunawan (prabaalkausar)
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman
Konten dari Pengguna
18 Maret 2024 12:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Praba Alkausar H Gunawan (prabaalkausar) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: nilai-nilai demokrasi. Foto: 905513/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: nilai-nilai demokrasi. Foto: 905513/Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Demokrasi merupakan bentuk dari sistem pemerintahan yang memberikan kekuasaan kepada rakyat, keberadaan demokrasi pada suatu negara memiliki peranan penting dalam menciptakan keamanan dalam masyarakat. Namun disisi lain, keberadaan demokrasi juga memiliki sejumlah potensi yaitu tantangan munculnya berbagai konflik yang dapat menghambat efektivitas demokrasi pada suatu negara. Berikut adalah beberapa poin terkait potensi kemunculan konflik pada negara demokrasi
ADVERTISEMENT

1. Polarisasi Politik

Salah satu tantangan utama munculnya konflik pada negara demokrasi adalah terciptanya polarisasi politik. Pada negara demokrasi, kebebasan berpendapat merupakan hak yang dijunjung tinggi, namun, keberadaan kebebasan berpendapat juga dapat memperkuat perpecahan antar kelompok masyarakat. Terciptanya polarisasi politik dapat mengakibatkan terpecahnya masyarakat dan menjadi kubu-kubu yang saling bertentangan. Polarisasi politik pada suatu negara sering kali dipicu oleh adanya retorika politik yang menekankan perbedaan dan memperkuat identitas kelompok.
Ilustrasi: kebebasan berbicara bagian dari demokrasi. Foto: succo/Pixabay

2. Manipulasi Politik

Terciptanya manipulasi politik juga merupakan tantangan serius bagi negara demokrasi. Hal ini disebabkan oleh adanya aktor politik yang tidak bertanggung jawab dengan memanfaatkan konflik untuk kepentingan politik mereka sendiri, dimana manipulasi politik tersebut dapat mengarah pada eskalasi konflik dan ketidakstabilan politik yang lebih besar. Manipulasi politik ini bisa berupa penyebaran informasi palsu atau memanipulasi perasaan masyarakat untuk kepentingan politik tertentu, tanpa memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat secara masif.
ADVERTISEMENT

3. Keterbatasan Kapasitas Institusi

Keterbatasan kapasitas institusi juga menjadi tantangan dalam dalam penerapan negara demokrasi. Keberadaan institusi yang lemah atau tidak mampu memberikan penyelesaian yang adil dan transparan terhadap konflik sehingga dapat menyulitkan proses penyelesaian konflik yang efektif dan berpotensi memperluas permasalahan konflik. Keterbatasan institusi ini dapat disebabkan oleh kurangnya pemanfaatan sumber daya manusia, kurangnya keahlian dalam mengelola konflik, atau kurangnya dukungan politik untuk memperkuat institusi tersebut.

4. Lemahnya Sistem Hukum

Tantangan lainnya adalah ketidakmampuan sistem hukum dalam menangani konflik dengan efisien dan efektif. Kelemahan dalam penegakan hukum dan keadilan dapat mengakibatkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap sistem hukum yang berlaku, sehingga lemahnya sistem hukum ini dapat berpotensi menciptakan konflik baru dan juga dapat memperburuk konflik yang telah tercipta. Selain itu, adanya kebijakan atau undang-undang yang diskriminatif terhadap kelompok masyarakat tertentu juga dapat menjadi sumber konflik dalam masyarakat.
Ilustrasi: demonstrasi bagian dari demokrasi. Foto: Antonio_Cansino/Pixabay
Oleh karena itu untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukannya langkah-langkah khusus yang pertama, diperlukannya pembangunan kapasitas institusi yang kuat dalam suatu pemerintahan. Hal tersebut seperti penguatan lembaga penegak hukum, peningkatan kapasitas birokrasi, dan pembentukan mekanisme penyelesaian konflik yang efisien. Kedua, pentingnya untuk meningkatkan dialog antar kelompok sebagai langkah untuk mengurangi polarisasi politik. Pemerintah dan masyarakat sipil perlu bekerja sama dalam membangun ruang dialog yang terbuka dan saling menghargai keragaman pandangan. Ketiga, transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan terhadap kebijakan publik perlu ditingkatkan. Hal tersebut juga dapat mengurangi manipulasi politik dan membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan lembaga negara. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan demokrasi dapat menjadi sistem yang lebih efektif dalam mendorong perdamaian, dan memajukan kemajuan demokrasi dalam masyarakat sehingga dapat mengurangi potensi terjadinya peningkatan eskalasi konflik.
ADVERTISEMENT