Dago mungkin dikenang sebagai titik kumpul muda-mudi Bandung. Di mana berbagai pusat perbelanjaan dan tongkrongan ceria kaum muda. Apalagi Dago Elos yang bertabur coffeeshop. Namun kenangan ini kini ternodai oleh air mata dan kerakusan. Tanah yang jadi ruang hidup kini jadi arena laga. 331 warga tidak hanya ketakutan pada penggusuran, tapi oleh aksi represif aparat .
Semua terjadi karena tanah adalah komoditi dan alat investasi. Dan selama pandangan ini tetap lestari, saya yakin akan lahir Dago Elos baru di bentangan Nusantara. Dan akan terus memeras air mata, keringat, dan darah para korban. Mengerikan, tapi ini realita!
Keluarga Muller dan Eigendom Verponding
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814