Makin hari makin banyak saja kerutan di dahi saya. Bukan hanya karena termakan usia, namun karena sering mengernyitkan dahi. Sebuah ekspresi paling mudah ketika menanggapi berbagai bacotan ra mashok di media sosial. Tapi mau gimana lagi, bacotan yang lucu saja belum kini jadi tren. Tren di mana banyak muda-mudi berebut jadi pembangkang, jadi filsuf , dan jadi paling cendekiawan. Sebuah tren yang kini disebut Abang-abangan kiri .
Beberapa tahun lalu, ada istilah “kiri kekimcil-kimcilan.” Sepertinya para kimcil ini sudah tumbuh besar jadi abang-abangan yang sama menyebalkannya. Tidak jauh dari masturbasi ideologi yang ndakik-ndakik. Sembari menenteng buku tebal buah pikir filsuf klasik, buku ideologi, dan mulut yang berbusa.
Yah namanya masturbasi, tidak akan ke mana-mana. Hanya menyisakan percik ejakulasi pikiran yang tinggi dan utopis. Sialnya, cipratan ini diarahkan ke orang-orang yang dipandang pandir dan uneducated.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814