Inggris vs Amerika dalam Sejarah: Declaration of Independence

Pasthiko Pramudhito
Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
25 November 2022 22:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pasthiko Pramudhito tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
Setelah beberapa waktu lalu dari Grup B saya membahas tentang hubungan antara Inggris dan Iran, sekarang saya akan membahas dua negara adidaya yakni Inggris dan Amerika. Inggris bersua Amerika Serikat dalam lanjutan Grup B Piala Dunia 2022 pada Sabtu pukul 02:00 dini hari.
ADVERTISEMENT
Salah satu peristiwa penting dari hubungan kedua negara ini adalah Declaration of Independence. Pasti di bangku sekolah kalian pernah belajar soal peristiwa ini. Iya, Declaration of Independence memang menjadi momen yang penting dalam berdirinya Amerika Serikat lewat serangkaian saga yang disebut sebagai Revolusi Amerika.
Latar belakang lahirnya Declaration of Independence ialah usaha Amerika Serikat untuk merdeka dari Inggris. Bermula pada tahun 1756, terjadi peristiwa yang dikenal sebagai Perang Tujuh Tahun antara Inggris melawan Prancis untuk memperebutkan wilayah Amerika. Pada akhirnya Inggris memenangkan Perang Tujuh Tahun dan berhak atas wilayah Amerika Utara.
Inggris membentuk negara Tiga Belas Koloni Amerika. Kemudian untuk menetup kerugian akibat Perang Tujuh Tahun, Inggris mengeluarkan sejumlah kebijakan yang dianggap menyusahkan masyarakat di negara Tiga Belas Koloni. Kebijakan-kebijakan itu di antaranya Stamp Act yakni mengenakan pajak untuk dokumen yang diterbitkan di negara Tiga Belas Koloninya di Amerika.
ADVERTISEMENT
Townshend Act, aturan yang mengharuskan koloni Inggris membayar pajak pada produk impor Inggris, serta Tea Act undang-undang pajak teh.
Hadirnya undang-undang pajak ini pada akhirnya mendorong protes keras di dari ke Tiga Belas Koloni yang merasa kebijakan pajak hanya sepihak untuk koloni saja sementara tidak ada perwakilan koloni di Parlemen, menuntun keluarnya slogan “No Tax Without Representation
Bentuk protes dari masyarkat Amerika yang paling ikonik adalah peristiwa Pesta Teh Boston (The Boston Tea Party), yakni masyarakat Amerika yang menyamar menjadi orang Indian untuk masuk ke kapal milik East India Company dan membuang 342 peti teh ke laut.
Pemerintah Inggris marah besar atas peristiwa itu dan segera mensahkan kebijakan Intolerable Act yang harus dipatuhi Tiga Belas Koloni, di mana Pelabuhan Boston ditutup, dan Tiga Belas Koloni harus membayar kerugian.
ADVERTISEMENT
Declaration of Independence 1776
Dari peristiwa Pesta Teh Boston, Tiga Belas Koloni menggelar Kongres Kontinental I di Philadelphia yang dihadiri perwakilan dari Tiga Belas Koloni yakni, George Washington, John dan Samuel Adams, Pattrick Henry dan John Jay.
Mereka mediskusikan keresahan masyarakat Tiga Belas Koloni terhadap Inggris. Pada pertemuan ini mereka membahas tentang undang-undang pajak koloni Inggris yang semena-mena. Dari kongres ini lahir gagasan soal hak asasi manusia seperti kehidupan yang layak dan kebebasan.
Setelahnya semangat warga Amerika semakin membara untuk meraih kemerdekaan. Pada bulan April 1775 pecah perang antara 13 Koloni dengan tantara Inggris pada pertempuran di Lexington dan Concord.
Semangat kemerdekaan dari Tiga Belas Koloni ini menciptakan Kongres Kontinental II para anggota kongres pertama dengan tambahan Benjamin Franklin dan Thomas Jefferson mulai menyusun naskah Deklarasi Kemerdekaan Amerika (Declaration of Independence). Naskah kemerdekaan mayoritas disusun oleh Thomas Jefferson membahas tentang kebebasan dan hak asasi manusia.
ADVERTISEMENT
Deklarasi Kemerdekaan Amerika ditandatangani di Philadephia oleh para delegasi kongres, tercatat 56 delegasi mendatangani, hanya John Dickson dan Robert Livingstone yang tidak tanda tangan. Akan tetapi, Inggris tidak mengakui kemerdekaan ke-13 koloni Amerika ini. Inggris dan ke-13 koloni Amerika kemudian bertempur, seperti Pertempuran Saratoga pada tahun 1777-1778.
Pada tahun 1778, ke-13 koloni mendapatkan bantuan dari Prancis mengubah kondisi pertempuran dari perang saudara menjadi perang internasional. Pasukan Inggris berhasil dipukul mundur pada 1781 di Yorktown, Virginia.
Revolusi Amerika berakhir dengan disepakatinya Perjanjian Paris (Treaty of Paris) di mana Inggris menyerah dan tantara Inggris akan meninggalkan wilayah Amerika.