Djarot: Tamasya Al-Maidah Merendahkan Aparat

15 April 2017 14:13 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Djarot di Istigasah PKB. (Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan)
Rangkaian aksi bela Islam bertajuk Tamasya Al-Maidah akan dilaksanakan bertepatan dengan Pilgub DKI Jakarta putaran dua. Calon Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat menilai gerakan yang bertujuan mengawal pilgub itu justru merendahkan aparat keamanan.
ADVERTISEMENT
"Itu namanya, maaf yah, dalam tanda kutip merendahkan aparat pengaman. Kan ada polisi, ada TNI, ada Bawaslu, ada KPU. Lah kenapa?" ujar Djarot seusai berkampanye di lapangan Cipinang Indah, Jakarta Timur, Sabtu (15/4).
"Apalagi orang dari luar Jakarta. Kan nggak ngerti. Nggak ngerti dong. Yang ngerti kan warga situ," imbuhnya.
Tamasya Al-Maidah, sepengetahuan Djarot, baru pertama kali diadakan di Jakarta. Ia mengaku tidak mengetahui siapa insiator di balik aksi yang diperkirakan akan diikuti oleh 1,3 juta orang dari berbagai daerah itu.
"Siapa yang bikin? Paslon kami? Pendukung kami? Bukan?" tanya Djarot.
Meski mengaku heran dengan penyelengaraan acara tersebut, Djarot tetap menyerahkan penilaian terkait aksi itu kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Kenapa sih? Tamasya kok yang kayak gitu, apalagi pakai Al-Maidah. (tapi) Enggak apa-apa biar masyarakat yang menilai apakah tamasya itu betul-betul baik atau tidak,"ucap Djarot.
Jika ingin melakukan kegiatan dengan embel-embel 'tamasya', kata Djarot, lebih baik dilakukan dengan mengunjungi tempat wisata, misalnya mengunjungi RPTRA Kalijodo.
"Lebih baik tamasya tuh ya tamasya ke Lombok, tamasya ke Kalijodo itu malah lebih bagus. Tamasya ke (makam) Mbah Priuk, tamasya ke Tanah abang, Blok M. Itu tamasya," kata Djarot.