news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jenderal Tito: Menjadi Kapolri adalah Pekerjaan yang Memusingkan

21 November 2017 12:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tito Karnavian launching buku Democratic Policing (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tito Karnavian launching buku Democratic Policing (Foto: Aria Pradana/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kapolri Jenderal Pol M Tito Karnavian menggelar launching buku berjudul Democratic Policing, hasil karyanya bersama staf ahli Mabes Polri, Hermawan Sulistyo, di Auditorium LIPI, Jakarta, Selasa (22/11).
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya di acara launching buku tersebut, Tito menjelaskan buku tersebut berisi beragam kisah kesehariannya selama menjabat sebagai Kapolri.
Lewat buku tersebut, Jenderal Bintang Empat tersebut berbagi suka dan dukanya bekerja di Polri, yang merupakan lembaga kepolisian terbesar nomor dua di dunia, setelah Kepolisian Tiongkok.
"Pekerjaan menjadi Kapolri adalah salah satu pekerjaan yang paling kompleks dan paling memusingkan, kenapa? China enak, kepolisiannya memang nomor satu terbesar, tapi sistem mereka satu partai, sistem sosialis, yang bisa menggunakan iron hand," ucap Tito di lokasi acara.
Sementara negara Indonesia, lanjut Tito, adalah negara yang sangat terbuka dengan sistem demokrasinya serta masyarakat yang masih didominasi oleh kalangan bawah.
Dua hal tersebut menurutnya tentu berpengaruh terhadap jumlah konflik di Indonesia yang terus meningkat.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya bandingkan kerjaan saya dengan teman saya kepala polisi Singapura, ya kepala komisioner Singapura bisa sambil mantuk-mantuk datang ke kantor. Tapi kita begitu datang, begitu bangun tidur, langsung sudah ratusan laporan dari seluruh Polda, Polres," tutur Tito.
"Masalah kebakaran ini, masalah Polres diserang ini, masalah penyanderaan, dan banyak sekali. Belum lagi komplain-komplain pribadi, banyak sekali. Nah ini jadi salah satu pekerjaan yang berat untuk jadi kepala polisi," imbuhnya.
Berkaca dari banyaknya ragam problematika yang terus menuntut penyelesaian dari pihak kepolisian, menurut Tito sudah tepat Polri punya 440 ribu personel, 33 Polda, 491 Polres dan lebih dari 5 ribu Polisi Sektor.
"Meski 440 ribu personel kepolisian itu lebih besar daripada negara Brunei Darussalam. Tapi mustahil saya akan bekerja sendiri, saya baik, belum tentu jadi saya mengubah itu," ucap Tito.
ADVERTISEMENT
"Perlu ada instrumen yang membuat agar pikiran dari atas sampai ke bawah itu sama, yaitu polisi di negara demokrasi. Instrumennya apa? pikiran dari saya ditambah dengan konsultan saya, partner saya yang juga tahu institut polisi," imbuh dia.