PAN: Politikus Nasdem yang Provokasi Warga NTT Tak Paham Toleransi

4 Agustus 2017 5:18 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Saleh Partaonan Daulay, Anggota DPR&PAN (Foto: Dok. fraksipan.com)
zoom-in-whitePerbesar
Saleh Partaonan Daulay, Anggota DPR&PAN (Foto: Dok. fraksipan.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penggalan video pidato Ketua Fraksi Nasdem DPR, Victor Laiskodat, menuai polemik setelah viral di media sosial. Dalam pidato tersebut, Victor dianggap memprovokasi warga NTT untuk melawan pihak yang menolak Perppu Ormas.
ADVERTISEMENT
PAN sebagai salah satu pihak yang cenderung menolak Perppu Ormas, buka suara soal pidato Victor yang menyebut PAN, Gerindra, Demokrat, dan PKS sebagai partai yang intoleran dan pendukung khilafah akibat perbedaan pendapat terkait Perppu tersebut.
Wakil Sekjen DPP PAN, Saleh Partaonan Daulay, mengatakan pernyataan itu tidak semestinya disampaikan oleh Victor yang dikenal sebagai petinggi partai Nasdem.
Pernyataan itu, kata dia, berpotensi mengusik kenyamanan para kader simpatisan PAN tiga partai lainnya di seluruh Indonesia.
"Dengan teknologi media sosial yang ada saat ini, video dan pernyataan itu sangat cepat menyebar. Dari Dapil saya saja, sudah banyak yang mempertanyakan. Ada banyak aktivis partai dan simpatisan yang resah," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (3/8).
ADVERTISEMENT
Perbedaan dalam menyikapi UU Pemilu, kata Saleh, harusnya telah usai dan tidak perlu diperpanjang. Menurutnya perbedaan pandangan politik dalam menyikapi Perppu ormas, harus dihadapi secara bijaksana, dan tak lantas menimbulkan penilaian subjektif yang menyimpang.
"Karena sangat tidak mungkin semua partai politik harus disamakan pendapat dan pandangannya dalam menyikapi semua persoalan," ucap Saleh.
"Kalau Pak Victor tidak bisa menghormati pendapat dan pandangan partai lain, bukankah hal itu cerminan sikap intoleran itu sendiri? Sebaiknya, semua pihak perlu introspeksi demi menciptakan situasi kondusif yang diinginkan semua pihak," imbuhnya.
Saleh juga menilai Victor belum cukup paham soal makna dan konsepsi bernegara dalam sistem khilafah. Jika Victor memahami hal tersebut secara utuh dan benar, kata dia, pernyataan itu tak mungkin dilontarkan Victor dalam pidatonya.
ADVERTISEMENT
"Apalagi sejarah membuktikan bahwa PAN lahir dari rahim reformasi, yang dalam perjalanannya konsisten memperjuangkan dan menjaga demokrasi," jelas dia.
Saleh menegaskan, PAN tidak tepat disebut sebagai partai yang intoleran karena anggota legislatif PAN di pusat dan daerah sangat heterogen, baik dari aspek suku, bangsa, bahasa, dan agama.
"Bagi PAN, perbedaan adalah merupakan sunnatullah (hukum alam) yang harus diterima sebagai anugerah dari Tuhan sang pencipta. PAN selalu bekerjasama dengan semua komponen bangsa dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat," tegasnya.
"Termasuk bekerjasama dengan Nasdem, partai Pak Victor, dalam berbagai Pilkada. Di parlemen, banyak persoalan yang diselesaikan secara bersama-sama dengan partai lain," lanjut Saleh.