PDIP: Partai yang Sudah Dapat Menteri Harusnya Sejalan di Pilgub DKI

18 Februari 2017 18:18 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Politikus PDIP Trimedya Panjaitan (Foto: Nikolaus Harbowo/kumparan)
Menjelang putaran kedua pilgub DKI Jakarta, PDIP berupaya menggandeng seluruh partai koalisi pendukung pemerintah yang belum ikut bergabung. Terkait hal tersebut, Ketua DPP PDIP, Trimedya Panjaitan, menyinggung soal jatah menteri yang telah mereka dapatkan di pemerintahan Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, semua partai yang sudah mendapat jatah menteri seharusnya bergabung dengan PDIP mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat pada putaran kedua Pilgub DKI Jakarta.
"Karena kita kan selama ini sama-sama di pemerintahan. Menterinya dapat, ya harus sama juga di Pilkada DKI. Itu yang kami harapkan," ujar Trimedya, Sabtu (18/2), di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat.
Menurut Trimedya, jika partai koalisi pendukung pemerintahan Joko Widodo juga solid di Pilkada DKI, maka kemenangan di putaran kedua Pilgub DKI Jakarta hanya tinggal selangkah lagi.
"Jadi kalau perkawinan itu bisa terjadi, tidak ada yang mustahil. Karena DKI adalah barometer dan salah satu tolok ukur politik nasional," kata Trimedya.
Selain melobi tiga partai pendukung pemerintah, PKB, PPP, dan PAN, konsolidiasi juga dilakukan PDIP kepada partai-partai lain yang berada di luar pemerintahan. Upaya ini dilakukan demi mengejar 3 hingga 4 persen suara untuk Ahok-Djarot.
ADVERTISEMENT
Untuk menghadapi putaran kedua Pilgub DKI Jakarta, Trimedya menyebut PDIP akan melakukan evaluasi. Perbaikan ini akan digunakan sebagai amunisi saat putaran kedua. PDIP optimistis pasangan calon yang diusungnya akan bernasib sama dengan Jokowi di lima tahun lalu. Saat itu, Jokowi menang pada putaran kedua Pilgub DKI Jakarta.
"Kami akan juga mengevaluasi apa yang sudah kami kerjakan. Dan masukan-masukan juga akan kami berikan untuk bersama-sama bekerja keras. Kami optimistis hasilnya sama seperti yang diperoleh Jokowi-Ahok 2012 lalu," ujarnya.