Pemain Indonesia Merenda Asa Prestasi

Shinta Dwi Prasasti
Penyuka Sejarah, Arkeologi dan Heritage, bekerja di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X
Konten dari Pengguna
22 Februari 2022 11:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shinta Dwi Prasasti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pratama Arhan Sumber: kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Pratama Arhan Sumber: kumparan.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Transfer Pratama Arhan ke klub kasta kedua Liga Jepang Tokyo Verde menjadi topik yang popular minggu ini. Berita ini seolah menjadi obat di tengah kegagalan Timnas Indonesia berangkat ke ajang Piala AFC U-23 di Kamboja. Berita ini bisa juga menjadi moodbooster di tengah minimnya prestasi Timnas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Keberanian pemain Indonesia untuk berkompetisi di luar negeri memang selalu menjadi berita yang menarik. Hal ini mengingat kompetisi di dalam negeri justru lebih banyak didominasi kilau pemain asing. Sebuah kenyataan yang ironis sebenarnya.
Kehadiran mereka di kompetisi luar negeri sebenarnya setara dengan kehadiran pemain asing yang bermain di kompetisi Indonesia. Analoginya pemain Indonesia yang bermain di luar negeri. Pemain Indonesia juga harus menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi di sana. Mereka sama-sama berjuang di negeri orang.
Meskipun bisa jadi ada perbedaan orientasi. Jika pemain Indonesia yang bermain di luar negeri berorientasi pada peningkatan prestasi dan pengalaman. Sementara pemain asing yang merumput di Indonesia orientasinya adalah mencari pengalaman dan juga tambahan penghasilan. Perbedaan orientasi ini bisa mempengaruhi karir masing-masing pemain di masa depan.
ADVERTISEMENT
Perbedaan lainnya adalah pemain asing yang merumput di Indonesia, banyak yang berasal dari Amerika Selatan, Eropa, Afrika maupun Asia. Mereka memiliki tradisi sepakbola yang lebih baik dari Indonesia. Maka, tidak jarang mereka mendapat keistimewaan untuk menjadi pilihan utama dalam line-up tim.
Bagi pemain Indonesia, berkarir di kompetensi luar negeri menjadi sebuah kebanggaan. Maka yang diperlukan adalah motivasi yang tinggi agar bisa bertahan. Mereka bisa meniru semangat bangsa Eropa. Semangatnya ketika berupaya membangun sebuah imperium dengan menaklukkan suatu bangsa.
Yuval Noah Harari dalam bukunya Sapiens Riwayat Singkat Umat Manusia menyatakan jika keberhasilan bangsa Eropa berlayar dan menaklukkan bangsa-bangsa lain pada abad 15 hingga 18 adalah ambisi untuk menjelajahi dan menaklukkan jalur pelayaran yang baru. Sementara bangsa Asia, seperti Cina dan Nusantara waktu itu tidak melakukannya. Mereka hanya menjelajahi lautan yang sudah mereka kenal.
ADVERTISEMENT
Maka, sejarah mencatat, penjelajah-penjelajah Eropa yang kemudian dikenal dengan keberhasilannya menemukan dan menguasai wilayah-wilayah baru. Daerah Amerika bagian selatan, Australia dan pulau-pulau di sekitar Samudra Pasifik. Pelaut Asia hanya sekedar berinteraksi dalam bentuk berdagang semata, tidak untuk menguasai wilayah-wilayah tersebut.
Upaya untuk beradaptasi dengan kompetisi yang belum dikenal memang membutuhkan semangat yang sangat tinggi. Namun bukan tidak mungkin dilakukan. Sejarah mencatat bangsa Eropa berhasil menemukan benua Amerika. Bahkan di kemudian hari, mereka juga menguasai benua baru tersebut.
Belajar dari sejarah pelayaran bangsa-bangsa Eropa itu bisa menjadi motivasi agar para pesepakbola ini bisa tetap berupaya untuk menjadi yang terbaik. Di kompetisi mana pun mereka akan berkarir. Beradaptasi dengan kompetisi di luar negeri memang membutuhkan perjuangan yang ekstra keras.
ADVERTISEMENT
Perjuangan serupa juga harus dilakukan pemain Indonesia yang berkompetisi di dalam negeri. Mereka juga harus senantiasa meningkatkan kemampuannya agar bisa menjadi pilihan utama oleh klub yang menaunginya. Dan tidak kalah bersaing dengan pemain asing yang terus berdatangan ke kompetisi di Indonesia.