Warming Up Jadi Feminis dengan Buku 'Feminisme untuk Pemula'

Review Sinema
Mengulas apa pun yang bisa diulas
Konten dari Pengguna
28 April 2017 5:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Review Sinema tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Warming Up Jadi Feminis dengan Buku 'Feminisme untuk Pemula'
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kali ini, saya akan mengulas secara singkat Feminisme untuk Pemula, buku terjemahan dari Intoducing Feminism yang ditulis oleh Marisa Rueda, Marta Rodriguez, dan Susan Alice Watkin. Buku setebal 176 halaman ini diterjemahkan oleh penerbit independen Yogyakarta, Resist Book.
ADVERTISEMENT
Mengapa saya kepikiran untuk review buku ini? Pertama, saya baru saja berhasil merampungkannya. Kedua, bertepatan dengan tanggal 27 April kemarin, sosok pelopor feminisme yang sangat berpengaruh bagi gerakan kesetaraan perempuan lahir 258 tahun yang lalu. Ia adalah Mary Wollstonecraft, perempuan Inggris yang gigih memperjuangkan kesetaraan, terutama di bidang pendidikan perempuan. Kisah hidup beliau pun akan dijelaskan secara singkat, padat, dan jelas di awal bab buku ini, sebagaimana menandakan bahwa ia benar-benar salah seorang pelopor awal gerakan feminisme.
ADVERTISEMENT
Buat kamu yang concern atau ingin mendalami paham feminisme, buku ini bisa jadi pilihan yang fun! Dikemas dengan bahasa yang mudah dimengerti dan tidak terkesan kaku atau asal translasi (tenang, translasinya oke, kok!), buku terjemahan ini juga tak kalah bila disandingkan dengan buku terjemahan feminisme lain, seperti 'Pengantar Teori-teori Feminis Kontemporer'. Bedanya, buku ini lebih segar karena dilengkapi oleh ilustrasi tokoh dan kejadian yang sangat representatif, kadang artistik, bagaikan membaca karya kliping dengan konten narasi penuh gizi.
Warming Up Jadi Feminis dengan Buku 'Feminisme untuk Pemula' (1)
zoom-in-whitePerbesar
Warming Up Jadi Feminis dengan Buku 'Feminisme untuk Pemula' (2)
zoom-in-whitePerbesar
Buku ini pun tidak berisi teori-teori feminisme maupun hal-hal filsafati yang penuh dengan konsep maupun terminologi, melainkan lebih bersifat naratif. Kisah-kisah perjuangan feminisme dari masa ke masa akan ditampilkan secara kronologis dari zaman ke zaman, dari abad ke abad. Potongan kisah kontra patriarki ini merujuk tidak hanya pada satu negara, melainkan di beberapa belahan bumi, dari Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Rusia, hingga Argentina. Beberapa kilas perjuangan perempuan dari negara-negara Asia dan Afrika pun disinggung dalam buku ini (Ada nama RA Kartini juga, loh!).
ADVERTISEMENT
Hebatnya buku ini adalah, meski kisah tiap tokoh feminis tidak dijabarkan secara mendalam, buku ini tetap dapat menggambarkan secara jelas bagaimana tirani patriarki yang harus dihadapi oleh para perempuan hebat, seperti Mary Wollstonecraft, Elizabeth Cady Stanton, Betty Friedan, Simone de Beauvoir, Clara Zetkin, Emmeline Pankhurst, dan lain-lain.
Hal yang paling saya segani adalah, buku ini mencoba menelanjangi tiap permasalahan kesetaraan gender yang begitu mencekam sejak dahulu hingga sekarang, seperti masalah hak pilih, hak mendapatkan upah yang setara, hak mendapat pendidikan, hak untuk menunda pernikahan, hak mendapat tunjangan mengurus anak, hak menunjukan ekspresi seksualitas, hak perlindungan perbudakan dan pemerkosaan, hak menjadi lesbian, hingga hak untuk mengendalikan kehamilan.
Membaca halaman per halaman, bab per bab, membuat saya mengerti kalau permasalahan kesetaraan nyatanya telah begitu langgeng bertahan hingga saat ini. Buktinya, kita tetap bersua dengan kepelikan supremasi maskulinitas yang menjemukan dan diamini oleh pandangan subordinasi perempuan di masyarakat. Superioritas laki-laki bagaikan hal ajeg yang sukar ditumbangkan meski feminisme telah melewati beberapa periode dan arus gerakan perempuan (radikal, sosialis, dan liberal).
Warming Up Jadi Feminis dengan Buku 'Feminisme untuk Pemula' (3)
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Jadi, persoalan seperti sulitnya perempuan mendapat kuota lebih di ranah pemerintahan, lebih dominannya jumlah pekerja lelaki di kantor, pemerkosaan, pemaksaan pernikahan di usia muda, adalah contoh kecil dari sekian banyak isu yang merupakan hal yang tidak lahir kemarin sore.
Bahkan, sejak zaman pencerahan hingga berabad-abad kemudian, pola pikir dan pandangan misoginis dan patriarkis memang sudah bersemayam di diri masyarakat, seperti anggapan bahwa perempuan tak perlu mendapatkan pendidikan tinggi karena akan berakhir di dapur, sumur, kasur; pandangan bahwa perempuan yang berkarier pasti tak becus mengurus anak; label wanita nakal dan wajar diperkosa jika perempuan sedikit saja mengekspresikan seksualitasnya, hingga objektifikasi perempuan. Mereka adalah pola pikir yang sudah mendarah daging di dunia ini.
ADVERTISEMENT
Diskursus feminisme dalam buku 'Feminisme untuk Pemula' tetap relevan untuk diperdebatkan di zaman ini. Kita akan mengetahui betapa gerilya feminisme abad ini nyatanya masih menemui musuh yang itu-itu saja. Buat kamu yang concern dengan isu feminisme maupun tertarik mengenalnya lebih jauh, buku ini dapat menjadi refleksi yang matang dalam menggambarkan isu dan konflik feminisme yang tengah terjadi sampai detik ini.
Semoga kisah-kisah para tokoh yang giat menggeliat membasmi patriarkal yang menggelikan ini dapat jadi inspirasi untuk kaum perempuan dan laki-laki untuk tetap sadar akan humanisme; bahwa feminisme bukanlah untuk mengalahkan lak-laki, tetapi untuk meruntuhkan kesenjangan yang menyakitkan antar gender, sehingga dapat menciptakan kemanusiaan yang lebih utuh dan seimbang.
ADVERTISEMENT
Over all, sebagai feminis beginner, saya memberi buku 'Feminisme untuk Pemula' skor 7.5 dari skor total 10. Kekurangannya, mungkin karena saya agak kurang nyaman jika terlalu banyak tokoh dan latar peristiwa yang harus saya ingat. Kadang saya berpikir sedang membaca buku pelajaran sejarah di SMP maupun SMA, hanya saja sentuhan naratifnya lebih detil dan dramatis. Saya lebih nyaman jika kisah-kisah perjuangan feminisme ini diselingi dengan beberapa teori ilmu pengetahuan, khususnya yang masih korelatif dengan feminisme.
Meskipun begitu, pengalaman membaca buku ini benar-benar menyenangkan. paling tidak, saya kini sedikit paham pemetaan perjuangan feminisme berabad-abad.
Ada yang pernah baca buku ini atau penasaran membacanya? Atau, adakah yang tertarik dengan feminisme? Yuk, kita berbagi pandangan dan opini di kolom komentar!
ADVERTISEMENT