Akira Toriyama, Pria Dibalik Terciptanya Dragon Ball yang Hanya Lulusan SMA

Konten dari Pengguna
27 Desember 2021 19:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Son Goku (Foto: Youtube/TheAnimemangafanboy)
zoom-in-whitePerbesar
Son Goku (Foto: Youtube/TheAnimemangafanboy)
ADVERTISEMENT
Pecinta serial manga pasti sudah tidak asing dengan Dragon Ball. Film asal Jepang ini populer terutama untuk anak-anak di dekade 90-an. Bahkan ketenaran itu membuat Dragon Ball juga diangkat menjadi sebuah game.
ADVERTISEMENT
Akira Toriyama merupakan tokoh penting dibalik lahirnya serial tersebut. Ia adalah seniman manga yang menciptakan karya Dragon Ball. Tak heran bila namanya kini menjadi salah satu seniman namaan di Jepang.
Dibalik kesuksesannya dalam berkarya, terdapat perjuangan yang dilalui Akira Toriyama. Pasalnya seniman ini tidak mencicipi perguruan tinggi, alias hanya lulusan SMA.
Akira Toriyama lahir pada 5 April 1955. Sejak kecil, ketertarikannya dalam dunia gambar memang sudah terlihat.
Di masa itu, hiburan yang memukau anak-anak kecil adalah manga. Tak hanya sekadar menikmati, Akira kecilpun bercita-cita untuk menjadi seniman manga.
Saat duduk di bangku SD, ia sering menghabiskan waktu untuk menggambar bersama teman-temannya, Setelah selesai, mereka saling menunjukkan hasil karakternya masing-masing.
Bila anak seusianya menggambar hanya sebagai hobi, Akira memikirkan hal yang berbeda. Ia benar-benar ingin menekuni bidang kesukaannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut ia buktikan dengan mengikuti les menggambar. Ia tak pernah berhenti untuk menciptakan karya. Ia juga pernah memenangkan lomba atas gambar yang ia buat.
Setelah lulus dari pendidikan dasar, Akira sempat kehilangan minat pada dunia komik dan kartun. Ia kemudian lebih menaruh perhatian pada dunia film. Minat gambarnya muncul kembali saat ia duduk di bangku SMA dan mengambil jurusan desain untuk megasah keahlian.
Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, Akira tidak ingin melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Hal ini kemudian ditentang oleh orang tuanya. Walau demikian, ia tetap memutuskan langsung berkarier.
Ia mendapat pekerjaan pertama saat usia 20 tahun sebagai desainer grafis in-house di perusaahan periklanan, Nagoya. Ia juga sempat mengikuti kontes yang disponsori majalah dari penerbit manga besar Shueisha, Shonen Jump. Dari kompetisi pada 1977 itu, ia berhasil memikat hati para editor dan menjadikannya sebagai kartunis.
ADVERTISEMENT
Tahun berikutnya, Akira memulai debut industri manganya yaitu “Wonder Island” untuk Shonen Jump, namun gagal. Tak menyerah, Akira Toyima menciptakan karya “Dr Slump” dan berhasil booming di tengah masyarakat hingga meraih berbagai penghargaan.
Setelah kesuksesannya bersama Dr Slump, Akira menciptakan Dragon Boy terinspirasi dari film Jackie Chan pada 1978. Shonen Jump pun menampilkan Dragon Boy pada 1983. Inilah yang menjadi cikal bakal karya Dragon Ball.
Awalnya Akira sempat pesimis dengan Dragon Ball dan hanya ingin menayangkan selama 1 tahun. Namun karena sukses besar, ia mengubah rencananya. Karyanya pun mendulang tinggi dan diakui secara luas hingga tembus 156 juta kopi di Jepang.
Kesuksesan tersebut kemudian menyebar ke luar Jepang. Manga ini diterbitkan juga di seluruh Asia dan Eropa, hingga diadaptasi menjadi serial anime, film televisi, dan video game.
ADVERTISEMENT
Kontribusinya di dunia komik membuat dirinya menerima “Prix Special 40th Anniversary Festival Award” di Festival Komik Internasional Prancis pada 2013.