news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Au Bintoro Lulusan SMP yang Berhasil Kuasai Pasar Furnitur

Konten dari Pengguna
13 Juni 2020 12:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Au Bintoro. Foto : housingestate.com
Au Bintoro adalah pemilik Olypmic Furniture. Usahanya sukses mengantarkan Olympic menjadi juara satu di kategori knock down furniture. Olympic sudah menguasai pasar selama lebih dari tiga tahun. Au sendiri tak pernah bermimpi menjadi bos merek terkenal Olympic. Modal awalnya hanya Rp 350 ribu yang berasal dari penjualan kalung milik istrinya.
ADVERTISEMENT
Kala itu dirinya tengah membantu pamannya berjualan sepatu di Jatinegara. Au muda pun iseng balap mobil dengan temannya. Namun naas, dirinya mengalami kecelakaan dengan luka yang cukup parah hingga masuk rumah sakit. Selama dua tahun, Au menjalani aktivitas dengan kursi roda. Dirinya juga pernah putus asa lantaran bingung bagaimana harus memberi nafkah anak istrinya.
Setelah Au menikahi istrinya, Tan Wellih di tahun 1975. Semangat Au untuk mencari nafkah terus bertambah. Dirinya kemudian memilih untuk mengikuti les perbaikan TV dan radio. Di tahun 1975 kemudian Au dan istrinya pindah ke Bogor. Di sana Au bekerja sebagai tukang servis radio dan membuat box speaker audio.
Salah satu produk lemari Olympic. Foto : olympicfurnitur.co.id
Saat itu, pria yang hanya lulusan SMP itu merasa bahwa toko furnitur sangat membebani konsumennya. Selain konsumen harus membayar furniture yang mahal, pembeli juga masih harus membayar jasa kirim yang besar. Hal itu karena furnitur memiliki beban yang berat sehingga membutuhkan pekerja untuk mengangkut. Selain itu, pengiriman furnitur juga sangat memerlukan ruang yang banyak. Truk kecil hanya bisa mengangkut meja belajar dan menyisakan beberapa ruang kosong. Au dapat membaca ketidakefisienan ini.
ADVERTISEMENT
Dengan keahliannya membuat box speaker, pria kelahiran Riau 1 Agustus 1952 ini kemudian mencoba untuk membuat meja belajar yang ringan, praktis dan dapat muat banyak dalam satu truk kecil. Au kemudian mendapatkan ide untuk membuat meja yang dapat dibongkar pasang (knock down). Dalam pembuatannya, Au mencoba mengunakan bahan baku box speaker yang dia miliki.
Meski telah berhasil membuat furnitur yang ringkas, Au tetap tak berani menjualnya secara massal dan memilih untuk berjualan sesuai dengan pesanan. Suatu ketika, Au mendapatkan pesanan dalam jumlah yang banyak. Ribuan pesanan itu Au garap secara serius, tetapi orderan dihentikan secara sepihak padahal Au sudah terlanjur membuat banyak. Au kemudian menjual meja-meja belajarnya ke toko furniture. Ternyata meja belajarnya laku keras dan habis terjual di pasar.
ADVERTISEMENT
Bisnisnya berkembang. Produknya diterima masyarakat. Usaha Au yang semula hanya menggunakan garasi dengan dua karyawan kemudian berkembang menjadi lahan 3.000 meter persegi dengan ratusan karyawan. Lahan tersebut kini menjadi salah satu pabrik Olympic Group
Di tahun 1982 Au kemudian membuat produk lemari. Idenya datang setelah melihat sebuah mobil pick up yang mengangkut lemari. Ia melihat betapa sulitnya pekerja-pekerja mebel mengangkut lemari jati tersbut. Au merasa ia bisa membuat lemari yang lebih simple dan ringan. Ternyata produk lemarinya juga laku keras. Sejak saat itu bisnisnya terus berkembang dan membalik kehidupannya.
Au terus berinovasi dalam menjalankan perusahaanya. Saat krisis moneter terjadi di tahun 1997, produk Au tidak laku dan bisnisnya nyaris terbengkalai. Ia bahkan terpaksa harus menjual separuh gudangnya untuk memberi gaji karyawan. Au kemudian memiliki ide untuk bekerja sama dengan perusahaan ritel besar. Hal ini dimaksudkan agar pembeli bisa mendapatkan produk Olympic dengan mudah. Usahanya berhasil, bisnisnya kemudian kembali tumbuh.
ADVERTISEMENT
Saat ini Olympic Group memiliki 5 anak perusahaan yakni Olympic Furniture, Solid Furnitur, Albatros, Procella, Olympia, dan Jaliteng. Au Bintoro masih memimpin dan menjadi Komisaris Utama Olympic Group. Meski begitu Au berharap anaknya dapat meneruskan usahanya. Anak ketiganya diketahui sudah turut membantu sejak tahun 2017. Putri Au yang merupakan mantan Miss Indonesia tahun 2005 itu berniat mengembangkan usaha milik ayahnya.