Bertahun-tahun Jadi Gelandangan, Wanita Ini Sekarang Sukses Berharta Rp 1,4 T

Konten dari Pengguna
13 Oktober 2021 14:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penny Streeter di kebun anggurnya (Foto: www.pennystreeter.net)
zoom-in-whitePerbesar
Penny Streeter di kebun anggurnya (Foto: www.pennystreeter.net)
ADVERTISEMENT
Perempuan ini bertahun-tahun hidup sebagai gelandangan. Ia harus bersusah payah mencari tempat untuk tinggal bersama buah hatinya. Namun, dengan tekad yang besar ia berhasil bangkit hingga sekarang menjadi pembisnis sukses di Inggris.
ADVERTISEMENT
Wanita itu adalah Penny Streeter. Menurut informasi dari therichest.com , kekayaan mantan tunawisma ini sekarang sudah mencapai USD 105 juta atau setara Rp 1,4 Triliun.
Saat ini ia memimpin bisnis rekrutmen di bidang kesehatan. Bisnisnya menjadi salah satu perusahaan yang berkembang pesat di Inggris. Tercatat bisnis milik Penny memiliki nilai £208 juta atau setara Rp 4 triliun.
Melansir dari The Sun, bisnis rekrutmen itu sudah dijalani sejak Penny muda. Dulu ia menjalani bisnis tersebut bersama sang ibu dan rekan kerjanya. Saat itu Penny baru berusia 19 tahun dan baru melahirkan anak pertama. Menikah di usia muda membuat Penny tidak dapat melanjutkan pendidikannya di sekolah.
Tak bertahan lama, bisnis tersebut hanya berjalan baik selama dua bulan. Pada Agustus 1989, bisnis Penny bersama sang ibu mengalami kebangkrutan dan berhutang ke bank hingga £20 ribu atau sekitar Rp 380 juta.
ADVERTISEMENT
Masalah juga merambat pada pernikahan Penny yang akhirnya berujung pada perceraian. Ia bercerai dengan suami dengan kondisi membawa dua anak dan sedang hamil 9 bulan anak ketiga.
Perceraian itu membuat Penny tidak memiliki tempat tinggal. Ia pun harus berjuang mempertahankan hidupnya bersama ketiga anaknya. Akhirnya Penny sempat tinggal di tempat sang ibu.
Setelah dua minggu menumpang di tempat ibu, akhirnya Penny dan anak-anaknya tinggal di emergency accommodation yang disediakan pemerintah untuk tunawisma. Penny tinggal di tempat tersebut selama dua tahun.
“Ibuku membantu dengan membeikan uang, makanan serta meminjamkan beberapa perabotan, meskipun ibu saya sendiri saat itu hampir tidak punya apa-apa setelah bisnisnya bangkrut,” ucap Penny mengutip dari The Sun, Rabu (13/10).
ADVERTISEMENT
Masa sulit ini membuat Penny khawatir akan masa depan anak-anaknya. Ia merasa bersalah atas kejadian buruk yang turut menimpa buah hatinya tersebut.
“Untung saat itu anak-anak masih terlalu kecil untuk menyadari apa yang sedang terjadi. Tapi terus berpikir apa yang harus dilakukan. Saya merasa bersalah karena tidak pernah bisa memberikan mainan baru untuk mereka,” ungkapnya.
Akhirnya pada 1955, Penny mencoba untuk bangkit dan memulai kembali bisnis rekrutmen yang sempat ia jalani. Dengan kerja keras, bisnis Penny mulai berhasil. Dalam satu tahun perusahannya sudah menghasilkan £1 juta.
Penny pun akhirnya bertemu dengan Nick, yang kini menjadi suaminya. Mereka bergandengan tangan untuk memajukan bisnis rekrutmen tersebut. Akhirnya mereka memutuskan untuk fokus pada perekrutan layanan kesehatan dan mengubah nama perusahaan menjadi Group A24.
ADVERTISEMENT
Lama kelamaan Penny mulai hidup berkecukupan. Mereka pun akhirnya berhasil membeli satu unit rumah untuk tempat tinggal. Kini Penny hidup sejahtera bersama keluarganya.
Selain bisnis rekrutmen, Penny dan keluarga juga memiliki pabrik wine di Inggris. Mereka juga diketahui memiliki kebun anggur di Afrika Selatan.
“Dulu saya gelandangan, tapi saya berhasil sejauh ini. Jika Anda memiliki tekad, tidak ada alasan bagi Anda untuk tidak berhasil juga,” tutupnya.