Dulu Hidup Susah, Owner "Ayam Goreng Nelongso" Sempat Tidur di Pom Bensin

Konten dari Pengguna
16 September 2021 13:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Makan Ayam Goreng Foto: Shutterstock/54613
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Makan Ayam Goreng Foto: Shutterstock/54613
ADVERTISEMENT
Nanang Suherman merupakan owner dari bisnis kuliner “Ayam Goreng Nelongso”. Bisnis ayam tersebut sudah memiliki puluhan outlet yang tersebar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Perjalanan bisnisnya terbilang tidak mudah. Ia sempat kerja serabutan dan merugi hingga harus tidur di pom bensin bersama sang istri.
Pria berumur 34 tahun ini, sebelumnya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang pembisnis. Di usia muda, ia hanya ingin berkuliah. Namun karena Nanang lahir dari keluarga yang tidak berada, ia harus berkuliah sambil kerja serabutan untuk mencukupi kebutuhannya.
Sebelum akhirnya terjun ke dunia bisnis kuliner, berbagai macam wirausaha telah ia coba. Mulai dari koran, komputer, besi tua hinggi biji plastik telah Nanang cicipi. Semua pengalaman jatuh bangun itu, memberikan banyak pelajaran untuk Nanang.
Menurutnya, apa pun jenis bisnis, bila dilakukan dengan serius pasti dapat bertumbuh. Saat Nanang jadi loper koran, dalam tiga bulan, ia sudah memiliki empat karyawan. Begitu pula saat dirinya menjadi sales komputer. Dalam tiga bulan, pria tersebut bisa membuka tokonya sendiri.
ADVERTISEMENT
Nanang mengalami kerugian saat berbisnis biji plastik. Kerugian ini membuat Nanang dan istri tidak memiliki rumah dan harus tidur di pom bensin selama dua minggu.
Saat itu, istri Nanang masih mendapatkan pemasukan melalui pekerjaannya. Melalui gaji sang istri dan modal yang Nanang miliki yaitu sebesar Rp 500 ribu, Nanang berani membuka Ayam Goreng Nelongso pada tahun 2013.
Dengan modal ratusan ribu tersebut, kini Ayam Goreng Nelongso sudah beromzet ratusan juta. Bisnis pria kelahiran Probolinggo ini terus bertumbuh hingga memiliki 70 outlet yang tersebar di Indonesia.
Nanang akan terus mengembangkan bisnis dengan melihat tren dan gaya hidup target marketnya. Menurutnya strategi tersebut penting dalam menjalani bisnis kuliner.