Dulu Tidur di Jalanan, Taihei Kobayashi Kini Jadi CEO Startup Bernilai Rp 14 T

Konten dari Pengguna
13 November 2021 16:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Startup Teknologi (Foto: dok. https://pixabay.com/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Startup Teknologi (Foto: dok. https://pixabay.com/)
ADVERTISEMENT
Jangan mudah menyerah bila terjadi pengalaman pahit dalam hidup. Bisa saja pengalaman tersebut memang harus kita alami untuk mencapai kesuksesan di masa depan.
ADVERTISEMENT
Taihei Koyobayashi sempat menggelandang selama bertahun-tahun karena diusir oleh orang tuanya. Namun kejadian itu akhirnya membawa Koyobayashi menjadi seorang CEO Startup Sun* Inc bernilai Rp 14 triliun.
Taihei Koyobayashi merupakan pemuda kelahiran 1983 asal Tokyo, Jepang. Melansir successstory.com, Sabtu (13/11), ia merupakan anak yang mahir di bidang matematika dan penalarannya memiliki tingkat tinggi.
Di bangku SMA, Koyobayashi memilih untuk berhenti melanjutkan sekolah. Keputusan ini ia ambil, sebagian besar karnea ingin fokus pada band musiknya. Hal inilah yang membuat Koyobayashi akhirnya diusir dari rumah oleh kedua orang tuanya.
Ia memang memiliki kecintaannya sendiri pada dunia musik. Band-nya secara rutin tampil di pertunjukan kota. Namun pilihan tersebut membuat dirinya menjadi gelandangan yang tidak memiliki tempat tinggal.
ADVERTISEMENT
Saat siang hari Koyobayashi dikenal sebagai musisi kota. Namun pada malam hari, ia menjadi tunawisma yang tidur beralaskan kardus di pinggir jalan. Setiap hari ia berkeliling Tokyo untuk mencari tempat istirahat.
“Musim dingin saat itu sangat dingin, namun ada saat-saat ketika segalanya terasa seperti di neraka,” ucap Koyobayashi saat mengenang masa lalunya, mengutip successstory.com.
Ia menjalani rutinitas seperti itu kurang lebih selama satu setengah tahun. Suatu saat, seorang manajer klub musik menawarkan Koyobayashi pekerjaan penuh waktu di sebuah tempat klub. Pria yang saat itu baru berusia 19 tahun itu pun akhirnya menerimanya.
Setelah bekerja selama enam tahun, Koyobayashi memutuskan untuk berhenti dan coba menghasilkan uang dengan cara menjual rekaman musik online. Di tengah itu, ia menemukan tawaran pekerjaan yang menarik.
ADVERTISEMENT
Ia melihat tawaran pekerjaan di startup bidang teknologi yang tidak memerlukan kualifikasi dan pengalaman apa pun. Koyobayashi hanya perlu melakukan ujian matematika, logical thinking, dan IQ. Tanpa penuh pertimbangan, Koyobayashi pun melamar pada startup tersebut dan lolos di semua tahap.
Walau usianya masih muda, ia merupakan pegawai yang mudah beradaptasi dengan hal-hal baru. Kelebihan ini membuat Koyobayashi sangat mudah saat dilatih menjadi software engineer. Di sana ia belajar bersama Makoto Hirai yang kemudian menjadi salah satu pendiri startup Sun*.
Melihat adanya peluang di dunia perangkat lunak, Koyobayashi dan Hirai memutuskan untuk membangun perusahaan. Pada 2012, Kobayashi pindah ke Vietnam untuk merekrut insinyur-insinyur muda. Satu tahun kemudian ia kembali ke Jepang dan membuka perusahaan Framiga Inc yang kemudian berganti menjadi Sun*.
ADVERTISEMENT
Saat ini Sun* telah menjadi perusahaan besar yang membuka kantor di Vietnam dan Tokyo. Total pegawainya sendiri sudah mencapai ribuan staf. Tercatat nilai perusahaan ini mencapai angka USD 1 miliar setelah sempat di angka USD 1,4 miliar.