Euis Hartati, Single Parent yang Sukses Bisnis Minuman Beromzet Ratusan Juta

Konten dari Pengguna
22 Juni 2021 14:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ta
Foto: Dok. Euis Hartati
Seorang akademisi asal London, Yvonne Kaloki, pernah berkata, “Just because I am a single mother doesn’t mean I cannot be a success." Ungkapan tersebut tampak pas bagi seorang Euis Hartati, perempuan asal Subang, yang kini sukses membangun bisnis minuman botol beromzet Rp 100 juta.
ADVERTISEMENT
Tak berlebihan jika menyebut Euis adalah perempuan yang hebat. Sepeninggalan suaminya pada Oktober 2018 silam, Euis mesti menjadi single mom dan berusaha sendiri untuk membesarkan ketiga anaknya.
Sebelum menikah, perempuan kelahiran 27 Februari 1977 itu bekerja sebagai seorang buruh swasta di sebuah perusahaan tekstil. Gaji rerata UMR tentu menjadi satu-satunya yang membiayai hidup Euis.
Pada 1998 silam, Euis pindah ke Karawang mengikuti sang suami. Setelah menikah, keadaan keuangan keluarga masih sederhana. Euis bahkan masih harus bekerja sebagai SPG di sebuah mall.
Semakin lama, keuangan sang suami terus membaik. Ibu dari tiga orang anak itu pun total berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga tulen. Suami Euis menjadi satu-satunya orang yang meng-handle keuangan keluarga.
ADVERTISEMENT
Setelah puluhan tahun menikah, kesehatan suami Euis memburuk. Ia mengalami pengentalan darah hingga harus menjalani perawatan yang membutuhkan biaya sampai Rp 30 juta per bulan.
Jaminan kesehatan dari perusahaan tempat sang suami bekerja pun telah menyentuh limit. Euis dan keluarga akhirnya harus mengorbankan tabungan untuk menutup biaya pengobatan.
Sekuat tenaga Euis berupaya untuk kesehatan sang suami, tetapi takdir tetap punya keputusannya sendiri. Sang suami meninggal dunia pada Oktober 2018.
Beberapa bulan sebelum suami meninggal dunia, Euis memaksakan diri untuk membangun bisnis guna menunjang kebutuhan keluarga.
Awalnya, ia mencoba bisnis penjualan ayam kampung ungkeb. Namun, karena biaya produksi yang terlampau mahal, ia pun menutup usahanya tersebut.
Sekali gagal, tak membuat mental Euis menciut. Dengan semangat membantu keuangan keluarga, ia pun nekat meminjam tabungan dua anak tertuanya untuk membangun usaha.
ADVERTISEMENT
Euis membeli sebuah franchise minuman kemasan botol bernama Oishii pada September 2018. Mulanya Euis dibantu oleh adik dan adik iparnya memproduksi minuman botolan tersebut.
Sebanyak 50an botol ia pasarkan sendiri saat awal-awal usahanya berdiri. Ternyata, produknya tidak disukai pasar. Dari 50an botol, barang 5-10 botol saja yang berhasil terjual.
Di minggu kedua setelah kegagalan penjualan pertama, tekad Euis justru semakin kuat. Produknya laku hingga seratusan botol. Lambat laun, usaha minumannya ternyata mendapat tempat di masyarakat lokal.
Selama beberapa bulan berjalan, Euis bisa memproduksi minuman kemasannya hingga ribuan. Bahkan, pada awal tahun 2020, produksi minuman Oishii miliknya berhasil menyentuh angka 7 ribu botol per hari.
Saat ini, ia berhasil mendulang omzet hingga Rp 100 juta dan mampu menghidupi biaya pendidikan dan biaya hidup ketiga anaknya sendirian.
ADVERTISEMENT
Anak pertamanya, Ica, bahkan kini duduk di bangku pendidikan tinggi yang biaya per semesternya sentuh Rp 19 juta. Rara, putri kedua Euis, kini sekolah di sebuah pondok pesantren di Bandung. Putra bungsu Euis, Arsyad, pun kini siap masuk sekolah dasar.
Pabrik rumahan miliknya kini telah dibantu oleh delapan orang karyawan yang mayoritas adalah ibu rumah tangga di sekitaran rumah Euis.