Kisah Alumni Al Azhar Mesir Jadi Orang Terkaya Rp 129 T, Berawal Jual Permen

Konten dari Pengguna
20 Oktober 2020 12:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aliko Dangote (Foto: bwmonline.com)
zoom-in-whitePerbesar
Aliko Dangote (Foto: bwmonline.com)
ADVERTISEMENT
Jika ingin besar, segala sesuatu haruslah dirintis sejak awal. Meskipun dimulai dari hal yang kecil, jika dilakukan secara konsisten, maka akan menjadi hal besar. Itulah yang dilakukan oleh Aliko Dangote, seorang pengusaha impor asal Nigeria.
ADVERTISEMENT
Jika Anda mengetikkan namanya di kolom Google, maka akan muncul berbagai kisah sukses dan jumlah harta yang dimilikinya dari berbagai sumber. Berbagai media, baik lokal maupun internasional, banyak menceritakan kisah Dangote.
Salah satunya yakni Forbes, situs bisnis asal Amerika Serikat (AS). Sebagaimana catatan Forbes, kekayaan Dangote per 19 Oktober 2020 (diakses pada 20 Oktober 2020, 10.43 WIB) adalah sebesar 8,8 miliar dolar AS atau senilai Rp 129 triliun (kurs: Rp 14.714).
Harta yang super banyak itu tidak didapat Dangote dari cara yang instan. Perlu puluhan tahun hingga akhirnya ia mencatatkan namanya di daftar orang-orang kaya Forbes. Berbagai pengalaman pahit dan proses yang panjang harus ia taklukan terlebih dahulu.
Memulai Bisnis Sejak SD
ADVERTISEMENT
Pada usia sekolah dasar, mungkin sekira 9-10 tahun, Dangote sudah memiliki insting bisnis yang hebat. Sebagaimana anak-anak siswa SD lainnya, Dangote juga diberikan uang jajan oleh orang tuanya. Namun, penggunaannya lah yang membedakan Dangote dengan lainnya.
Jika uang jajan bagi orang lain hanyalah untuk jajan, hal itu berbeda dengan Dangote. Ia justru menggunakannya sebagai modal untuk berjualan. Uang jajan Dangote dibelikan berbungkus-bungkus permen dari toko grosir.
Permen tersebut nantinya akan dijual kembali kepada teman-teman sekolahnya dan mendulang untung darinya. Menurut Dangote, hal itu dilakukan agar uang jajannya bisa berlipat-lipat ganda.
Pengalaman tersebut membuktikan kalau Dangote memang sudah punya insting bisnis sejak kecil. Karena ketertarikannya akan dunia bisnis, akhirnya Dangote masuk ke jurusan bisnis di Universitas Al-Azhar, Mesir.
ADVERTISEMENT
Selepas lulus, pria kelahiran 10 April 1957 itu memberanikan diri untuk memulai bisnis impor barang lunak. Berbekal pinjaman dari pamannya, ia membeli barang-barang yang diimpor dari berbagai negara untuk dijual di Nigeria.
Usaha impornya itu lambat laun semakin berkembang. Sampai-sampai ia membangun beberapa perusahaan khusus untuk mengimpor berbagai barang seperti beras, makanan bayi, baja, aluminium, hingga semen.
Usaha impornya terus menerus mendatangkan keuntungan besar bagi Dangote. Akhirnya, ia bosan karena sejauh ini ia berusaha, ia hanya sekadar menjadi importir. Dangote ingin terus mengembangkan bisnisnya. Ia berkehendak untuk menjadi produsen dari barang-barang yang diimpornya.
Akhirnya, ia kini memiliki perusahaan semen terbesar di Afrika, Dangote Cement. Selain itu, ia juga masih mempertahankan usaha impornya, sehingga keuntungan terus menerus berdatangan ke kantung pribadinya.
ADVERTISEMENT