news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Anak Pembantu Rumah Tangga Berharta Rp 998 T yang Punya 7.600 Toko Fashion

Konten dari Pengguna
12 Oktober 2020 12:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Amancio Ortega (Foto: Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Amancio Ortega (Foto: Kumparan)
ADVERTISEMENT
Bagi Anda penggemar fashion, tentu Anda tahu brand terkenal asal Spanyol, Zara. Ya, Zara merupakan brand fashion kenamaan yang sudah biasa dipakai oleh para selebritis dan tokoh dunia. Bahkan, keluarga kerajaan seperti Kate Middleton pun menggunakannya.
ADVERTISEMENT
Hampir di 96 negara, Zara telah memiliki gerai. Pelanggannya pun tersebar luas di berbagai negara. Tampaknya, hampir tak ada yang tak tahu brand yang dulunya bernama Zorba itu. Namun, apakah Anda tahu siapa orang di balik kesuksesan Zara?
Ialah Amancio Ortega Gaona, pria kelahiran 28 Maret 1936. Ia mendirikan Zara pada 1975 silam di A Coruna, Spanyol Barat Daya. Sebelum akhirnya sukses dan mendirikan induk perusahaan bernama Inditex yang membawahi berbagai perusahaan besar lainnya.
Kesuksesan Zara berasal dari harganya yang miring, tetapi punya kualitas yang setara dengan brand lain. Meski demikian, Zara berhasil memasok kekayaan kepada empunya hingga terkumpul sebanyak 67,8 miliar dolar AS atau senilai Rp 998 triliun (kurs: Rp 14.724) seperti dicatat Forbes.
ADVERTISEMENT
Namun, tahukah Anda, Seorang Amancio Ortega yang bergelimang harta kekayaan saat ini sungguh berbanding terbalik dengan keadaannya di masa lampau. Untuk dapat mencapai kesuksesan seperti sekarang, ia harus menghadapi berbagai proses yang terjal dan menyedihkan.
Anak Pembantu Rumah Tangga yang Putus Sekolah
Jangan bayangkan seorang Ortega lahir dari keluarga serba berkecukupan. Apalagi, membayangkan dirinya mendapatkan modal dari kedua orang tuanya untuk membangun Zara. Ortega benar-benar memulai semuanya dari nol.
Masa kecil Ortega sebenarnya normal. Ia bahagia dengan keadaan keluarganya yang serba apa adanya. Ibunya yang berprofesi sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) mampu merawat anaknya dengan sangat baik.
Ortega besar dan lahir dari sebuah kampung bernama Busdongo de Arbas, kampung kecil berpenduduk 60 orang di pinggiran Spanyol. Jika ibunda Ortega berprofesi sebagai PRT, maka ayahnya menafkahi keluarga mereka dari pekerjaannya sebagai teknisi kereta api.
ADVERTISEMENT
Meski bisa saling menjaga, tetap saja kedua orang tua Ortega tak mampu membiayai pendidikan anaknya. Demi membantu kedua orang tuanya, Ortega rela putus sekolah kala usianya menginjak 13 tahun. Hingga hari ini, dirinya tak pernah merasakan duduk di bangku SMA apalagi kuliah.
Meskipun lahir dari keluarga yang sederhana, menyerah bukanlah kata dalam kamus Amancio Ortega. Ia terus berusaha keras untuk mengejar mimpinya. Mulailah ia bekerja sebagai kurir di sebuah produsen pakaian mewah untuk membantu keuangan keluarga.
Ketekunan Ortega terhadap pekerjaannya membuat Ortega mendapat kepercayaan dari atasan. Ia lalu naik jabatan menjadi asisten penjahit. Posisinya itu membuat Ortega mau tak mau mempelajari dunia menjahit. Lama kelamaan, Ortega menjadi handal.
Ortega bukan orang yang neko-neko. Sekali dipercaya, ia akan menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin. Untuk itulah, nasib membawanya ke posisi yang lebih tinggi lagi. Sebuah toko pakaian lokal mempercayakan posisi manajer kepada Ortega.
ADVERTISEMENT
Kian hari, kemampuan Ortega di dunia fashion kian menjadi-jadi. Puncaknya, bersama seorang kenalannya, Rosalia Mera yang kelak menjadi istrinya, Ortega membangun sebuah brand fashion kecil-kecilan bernama Zorba. Mereka berdua menjahit sendiri pakaian yang mereka jual di ruang tamu Ortega.
Tak disangka, Zorba laku keras. Ortega dan Mera ingin mengembangkan lagi bisnisnya agar lebih besar. Mereka akhirnya membuka sebuah toko pakaian di kawasan perbelanjaan penting di Spanyol. Kala itu, nama brand mereka berubah menjadi Zara, karena Zorba ternyata adalah nama sebuah klub di Spanyol.
Brand bernama Zara itulah yang kini melambung sukses membawa Ortega dan istrinya menjadi konglomerat. Kini, mereka punya sebuah gedung pencakar langit bernama Torre Picasso di jantung Madrid. Zara juga kini punya hampir 7.600 toko yang tersebar di berbagai negara.
ADVERTISEMENT