Kisah Anak Penjahit Miliki Harta Rp 225 T, Berawal dari Buruh Pabrik

Konten dari Pengguna
11 November 2020 12:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wu Yajun (Foto: ImageChina)
zoom-in-whitePerbesar
Wu Yajun (Foto: ImageChina)
ADVERTISEMENT
Banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran dari perjalanan sukses Wu Yajun. Ia adalah salah satu wanita terkaya hasil usaha sendiri yang berbeda dari yang lain. Hasil kekayaannya berasal dari perusahaan pengembang properti yang ia dirikan tanpa modal dari keluarga.
ADVERTISEMENT
Di saat banyak wanita terkaya di dunia berasal dari hasil waris, Wu mendapatkan kekayaannya benar-benar dari hasil kerja keras sendiri. Wu tidaklah lahir dari keluarga kaya. Ia lahir pada 1964 di kota berpenduduk 30 juta orang, Chongqing dan dirawat oleh keluarga penjahit.
Wu merupakan anak yang pintar. Pada 1984, ia berhasil meraih gelar sarjana teknik di Northwestern Polytechnical University. Pasca lulus, Wu lalu mendapat tugas untuk bekerja di sebuah pabrik milik negara di Chongqing.
Selama empat tahun, Wu bekerja sebagai buruh pabrik yang hanya memberikan upah 16 dolar AS per bulan, atau hanya sekitar Rp 225.000. Merasa upahnya kurang layak, Wu lantas banting setir untuk bekerja menjadi jurnalis yang meliput tentang properti di Shirong News Agency.
ADVERTISEMENT
Pekerjaan kali ini benar-benar dimanfaatkan Wu lantaran banyak orang yang bekerja di surat kabar lokal ini memiliki relasi yang dekat dengan pengembangan konstruksi di Beijing. Sembari menuliskan banyak artikel, Wu juga rajin membangun relasi yang kelak berguna untuk membangun bisnisnya.
Pada 1993, Wu akhirnya memutuskan untuk berhenti sebagai jurnalis dan beralih membangun bisnis bersama suaminya, Cai Kui. Dengan modal 10 juta yuan, mereka mendirikan Chongqing Zhongjianke Real Estate Co Ltd. yang kemudian berganti nama menjadi Chongqing Longfor Properties Co Ltd. dua tahun kemudian.
Wu dan suaminya lantas mengerjakan proyek pertamanya di wilayah Nanyuan di tahun yang sama. Meski belum berpengalaman, proyek ini sempat menjadi salah satu proyek yang sukses di Chongqing. Pada 2011, Longfor sudah memiliki properti tanah seluas 33,76 juta meter persegi.
ADVERTISEMENT
Kini, Longfor yang memiliki kantor utama di Hong Kong itu sudah beroperasi hingga 47 kota dan mempekerjakan 7.300 lebih pekerja. Pada 2012, Wu bercerai dengan suaminya Cai Kui dan terpaksa kehilangan sahamnya hingga 30% di perusahaan akibat perceraian tersebut.
Pada saat itu juga, Wu kehilangan titel sebagai wanita terkaya China lantaran kekayaannya turun menjadi 4,2 miliar dolar AS, yang awalnya 7,3 miliar dolar AS. Hal tersebut dikarenakan Wu harus membagikan 40% saham kepada Cai yang kini tidak lagi berkontribusi di perusahaan tersebut.
Perusahaan yang kini dipimpin Wu justru semakin maju. Pada 2017, Longfor dilaporkan berhasil meraup 10,7 miliar dolar AS atau setara Rp 150 triliun. Pada tahun yang sama, Longfor yang menjadi salah satu pengembang mal terbesar di China itu sudah mendapat kunjungan sebanyak 300 juta orang.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, pada 2018, Wu mundur sebagai petinggi perusahaan dan memberikan kepemilikan 44% saham kepada putrinya yang masih berusia 20 tahun. Sampai saat ini, sepak terjang Wu masih mentereng di dunia properti.
Kini, Wu berada di peringkat ke-27 dalam daftar orang terkaya China dengan total kekayaan mencapai Rp 225 triliun menurut real-time Forbes per 11 November 2020. Ia juga pernah masuk dalam daftar wanita paling berpengaruh Forbes di urutan ke-41 pada 2014.