Kisah Anak Putus Sekolah di Cilacap yang Kini Jadi Miliarder

Konten dari Pengguna
17 Juli 2020 11:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Djaka Saputra dan istri. Foto : humas.cilacapkab.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Djaka Saputra dan istri. Foto : humas.cilacapkab.go.id
ADVERTISEMENT
Bagi mereka yang terlahir dari keluarga kekurangan, haruslah berjuang dengan keras agar keluar dari kemiskinan. Begitu juga dengan Djaka Saputra. Lelaki asal Desa Sikampuh, Cilacap itu berhasil mengubah hidupnya menjadi kaya raya meski tak tamat SMP.
ADVERTISEMENT
Sejak kecil, Djaka terbiasa hidup prihatin. Ia juga turut membantu perekonomian keluarga dengan mencari kodok hijau di malam hari. Ketika subuh menjelang, ia juga akan memetik sayur kangkung dan genjer yang akan ia jual di warung-warung. Saking miskinnya, Djaka sampai harus drop out ketika naik kelas dua SMP. Orang tuanya tak mampu membiayai sekolah anak mereka.
Meski putus sekolah, Djaka tidak lantas menjadi putus asa. Ia kemudian banting tulang untuk menjadi buruh sawah. Djaka remaja menanam dan memacul sawah dengan giat. Dari pekerjaannya itu, Djaka berhasil menabung Rp 130.000. Uang itu kemudian ia gunakan untuk pergi ke Palembang. Di sana, Djaka berjualan jamu yang ia bawa dari kampungnya.
ADVERTISEMENT
Djaka tak malu untuk berjualan keliling kampung dari desa satu ke desa lain. Berjualan jamu keliling membuat Djaka bertemu dengan beragam macam orang dari berbagai profesi. Seperti dari tenaga medis seperti mantri atau dokter di kampung. Para dokter itu tak jarang meminta Djaka untuk membelikan obat atau peralatan dokter di kota.
Ilustrasi kebun sawit. Foto Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
Melihat peluang ini, Djaka membuat apotek dari ketekunannya berjualan jamu. Beragam obat dan peralatan medis ia sediakan di apoteknya. Ketika mendapatkan keuntungan, Djaka membuat kios-kios untuk para dokter membuka praktik. Ia tak mengambil keuntungan dari kios-kios itu. Dirinya hanya mewajibkan agar para dokter memberikan resep obat ke apoteknya. Dengan strategi ini, Djaka mampu mengembangkan usaha apoteknya. Ia bahkan mampu membuka tiga apotek di Palembang.
ADVERTISEMENT
Tidak puas dengan bisnis apotek, Djaka kemudian merambah ke bisnis kelapa sawit. Saat itu kebun kelapa sawit dihargai dengan murah. Djaka kini bahkan memiliki 180 hektar kebun kelapa sawit.
Kesuksesannya ternyata tak membuat Djaka lupa darimana ia berasal. Djaka kemudian kembali ke kampung halamannya dan membangun rumah senilai Rp 4 miliar. Meski begitu, ia tetap gelisah dengan keadaan kampungnya.
Djaka melihat banyaknya pengangguran yang ada di desa. Dirinya memikirkan untuk mampu mengurangi angka pengangguran. Memiliki hobi otomotif, Djaka terpikirkan untuk membuat bisnis bengkel aksesoris mobil. Karena berniat membantu masyarakat, Djaka tidak mewajibkan karyawannya memiliki ijazah. Ia hanya mewajibkan karyawannya memiliki semangat kerja.
Menurut Djaka, yang terpenting dalam berbisnis bukanlah untuk mendapatkan untung sebanyak-banyaknya. Tetapi bisnis harus dijalankan untuk memberi dampak bagi orang lain.
ADVERTISEMENT