Kisah Anak Yatim Miskin yang Bisa Beli Chelsea, Berawal Jual Mainan Plastik

Konten dari Pengguna
20 Juni 2021 13:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Roman Abramovich/biografiku.com
zoom-in-whitePerbesar
Roman Abramovich/biografiku.com
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak kenal Roman Abramovich? Ia terkenal di jagat sepak bola, khususnya Chelsea. Chelsea adalah klub sepak bola asal London yang memiliki penggemar cukup banyak di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pemilik nama lengkap Roman Abramovich Arkadyevich ini lahir pada tanggal 24 Oktober 1966 di sebuah keluarga Yahudi di Lithuania. Di Rusia, Roman pernah menjadi gubernur provinsi Chukotka pada tahun 2000.
Meski saat ini ia terdaftar sebagai miliarder yang ditaksir Forbes memiliki kekayaan hingga US$ 12,5 miliar atau setara Rp 185 trilium, sejak kecil ia telah menjadi seorang anak yatim piatu.
Ibunya yang bernama Irina Abramovich menghembuskan nafas terakhirnya sebelum Roman berumur dua tahun. Ayahnya yang bernama Arkady tewas dalam kecelakaan konstruksi dua tahun kemudian setelah ibunya meninggal.
Karena ia sudah tidak memiliki orang tua, akhirnya ia dibesarkan oleh kakeknya dari pihak ayah dalam iklim yang dingin dari kampung halamannya di Lithuania.
ADVERTISEMENT
Walaupun ia sudah tak memiliki orang tua, tetapi ia tetap semangat mengejar mimpinya untuk berhasil dan sukses. Ia berhasil menempu pendidikan tinggi dan bersekolah di Institut Industri di kota Ukhta sebelum mengikuti wajib militer pada Angkatan Bersenjata Uni Soviet.
Setelah wajib militer, ia sempat berkuliah di Institut Auto Transport Negeri di Moskow sebelum mengambil cuti untuk berbisnis.
Pada tahun 1980-an, dengan uang yang ia kumpulkan ia pun mendirikan perusahaan sendiri yaitu pembuat mainan plastik bernama “Uyut” dan mulai menjual mainan tersebut dengan keuntungan kecil dari apartemen kecilnya.
Meski pendapatannya kecil dari berjualan, setidaknya ia sudah mengasah kemampuan bisnisnya perlahan-lahan. Setelah beberapa tahun, ia memutuskan beralih ke industri yang lebih besar dan menjanjikan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1995, ia bertemu dengan Boris Berezovsky. Mereka berdua sepakat untuk bermitra menjadi pemegang saham pengendali di perusahaan minyak Sibneft dengan nilai US$ 100 juta atau setara Rp 1,4 triliun.
Selama menjadi salah satu pemilik Sibneft, pendapatannya meningkat sangat cepat. Namun pada tahun 2000, rekannya Boris dituduh melakukan penipuan dan akhirnya ia meninggalkan Rusia, Boris pun menjual seluruh sahamnya ke Roman.
Lalu pada tahun 2003, nama Roman mulai melejit karena dikabarkan membeli klub sepak bola Inggris bernama “Chelsea” yang pada saat itu di ambang kehancuran. Ia membayarkan hutang klub Chelsea dan menandatangani kontak jutaan dolar dengan pemain bola paling bergengsi yang dimasukkan ke dalam klub Chelsea untuk mengubah tim sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia juga pernah berinvestasi dalam aplikasi musik Music Messenger Israel dengan merogoh kantong hingga US$ 30 juta atau setara Rp 400 miliar dan bermitra dengan musisi papan atas seperti Nicki Minaj dan David Guetta.