Kisah Elon Musk, Korban Bully Bermasa Lalu Kelam yang Jadi Orang Terkaya Dunia

Konten dari Pengguna
26 November 2020 12:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk. Foto: Aaron P. Bernstein/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk. Foto: Aaron P. Bernstein/Reuters
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini dikabarkan kekayaan CEO Tesla, PayPal, dan SpaceX terus meningkat. Elon Musk secara langsung menyalip posisi CEO Microsoft, Bill Gates, sebagai orang terkaya kedua di dunia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, posisi Musk berada di urutan ketiga. Melansir Fortune, kekayaan miliknya meroket dari USD 7,2 miliar menjadi USD 127,9 miliar atau sekitar Rp1.803 triliun.
Kenaikan kekayaan Musk saat ini tidak terlepas dari nilai pasar Tesla yang terus melejit mendekati angka USD 500 miliar atau setara Rp7.094 triliun. Padahal, kapitalisasi pasar Tesla tahun lalu masih berada di USD 45 miliar atau Rp638 triliun.
Kesuksesan pria kelahiran Afrika Selatan ini tidaklah instan. Ia memiliki masa kecil yang kelam sebelum dirinya berada di posisi seperti ini.
Elon Musk adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dua saudaranya bernama Kimbal Musk dan Tosca Musk. Ibunya, Maye Musk, seorang model terkenal yang wajahnya sering menghiasi sampul majalah fashion. Sementara ayahnya, Errol, seorang insinyur.
ADVERTISEMENT
Pria kelahiran 1971 ini memiliki masa kecil yang berbeda dari anak sepantarannya. Ketika anak-anak lainnya punya kehidupan yang bahagia bersama keluarganya, Musk harus berbesar hati melihat perceraian Ayah dan Ibunya saat ia menginjak usia 9 tahun.
Dikutip dari Business Insider, setelah orang tua mereka bercerai, Musk dan adik laki-lakinya, Kimbal, memutuskan untuk tinggal bersama ayahnya.
Di masa kecilnya, Musk menghibur diri dengan menekuni hobinya di dunia teknologi. Pada usia 12 tahun, Musk membuat game sederhana bernama “Blaster” game dan menjualnya ke sebuah majalah teknologi seharga USD 500. Musk menggambarkan game buatannya itu sebagai "permainan sepele,tapi lebih baik dari Flappy Bird."
Selain perceraian kedua orang tuanya, Musk menjadi korban bully di masa SMA. Dia pernah dirawat di rumah sakit setelah dipukuli oleh teman-temannya. Mereka mendorong Musk ke bawah tangga dan memukulinya sampai dia pingsan.
ADVERTISEMENT
Setelah lulus dari SMA, Musk pindah ke Kanada bersama ibunya Maye, saudara perempuannya Tosca, dan saudara laki-lakinya Kimbal, dan menghabiskan dua tahun belajar di Queen's University di Kingston, Ontario.
Setelah menjalani pendidikan di Queen's University, Musk melanjutkan pendidikannya di University of Pennsylvania, Amerika Serikat (AS). Ia lulus dengan dua gelar, Bachelor of Science in Physics, dan Bachelor of Arts in Economics dari Wharton School.
Belum cukup memiliki gelar sarjana, ia kembali kuliah mengambil program pascasarjana di Stanford University. Namun, dua hari kemudian ia memutuskan berhenti kuliah dan mendirikan perusahaan pertamanya bersama Kimbal, yaitu Zip2.
Setelah mendirikan Zip2, Musk terus berinovasi membuat perusahaan-perusahaan lainnya. Kerja keras Musk membawakan hasil, ia telah mendirikan SpaceX, Tesla, PayPal, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Namun, di antara perusahaan-perusahaan yang Musk miliki, ia pernah hampir bangkrut. Musk menggambarkan 2008 sebagai "tahun terburuk dalam hidup saya." Tesla terus merugi, dan SpaceX mengalami masalah saat meluncurkan roket Falcon 1 miliknya.