Kisah Mansa Musa, Crazy Rich Muslim Sepanjang Masa

Konten dari Pengguna
5 April 2022 4:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mansa Musa. Foto: Alexis K Grimsley/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Mansa Musa. Foto: Alexis K Grimsley/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika berbicara mengenai crazy rich dunia, mungkin yang muncul di benak kita adalah Jeff Bezos, Elon Musk, atau Bill Gates. Tapi mereka bukanlah orang terkaya sepanjang masa, hanya orang terkaya dalam sejarah modern. Lantas siapa orang terkaya sepanjang masa?
ADVERTISEMENT
Gelar itu diyakini milik Mansa Musa, penguasa Afrika Barat abad ke-14 orang terkaya di dunia. Sikapnya yang begitu dermawan menghancurkan ekonomi suatu negeri.
Pada 2012, situs web AS Celebrity Net Worth memperkirakan kekayaannya mencapai USD 400 miliar. Akan tetapi, sejarawan ekonomi menyatakan bahwa kekayaannya tidak mungkin untuk dijabarkan ke dalam angka.
Menaklukkan Samudra Atlantik dan Memiliki Emas Melimpah
Mansa Musa lahir pada 1280 dari keluarga kerajaan. Ia memerintah kekaisaran pada 1312, menggantikan saudaranya yang hilang dalam perjalanan ketika menempuh lautan untuk menemukan tepi Samudra Atlantik.
Pada masa itu, pemerintahan Musa datang saat negara-negara Eropa sedang berjuang menghadapi perang saudara yang berkecamuk dan kurangnya sumber daya. Selama periode itu, Kekaisaran Mali berkembang berkat sumber daya alam yang melimpah seperti emas dan garam.
ADVERTISEMENT
Di bawah pemerintahannya, kerajaan Mali tumbuh secara signifikan. Dia mencaplok 24 kota, termasuk Timbuktu. Kerajaan itu membentang sekitar 2.000 mil, dari Samudra Atlantik sampai ke Niger modern, hingga ke daerah yang sekarang disebut Senegal, Mauritania, Mali, Burkina Faso, Niger, Gambia, Guinea-Bissau, Guinea, dan Pantai Gading.
Berangkat Haji Bersama Puluhan Ribu Rakyatnya
Pada 1324, Musa berangkat menuju Mekah untuk ziarah haji. Tetapi raja tidak bepergian sendiri. Ia bahkan membawa puluhan ribuan rakyatnya.
Musa meninggalkan Mali dengan karavan 60.000 orang. Dia membawa seluruh istana dan pejabatnya, tentara, griot (penghibur), pedagang, pengemudi unta dan 12.000 budak, serta kambing dan domba untuk pasokan makanan.
Sangking kayanya, rombongan itu tidak terkecuali para budaknya mengenakan brokat emas dan sutra Persia terbaik. Bahkan, terdapat seratus unta masing-masing membawa ratusan ton emas murni.
ADVERTISEMENT
Bak kota yang berjalan melalui gurun, tentu saja pemandangan ini menjadi sorotan saat sampai di Mesir yang ternyata ia turut meninggalkan jejak yang luar biasa di sana.
Setibanya di Kairo, Musa disambut oleh bawahan kerajaan Kairo al-Nasir dan diundang langsung untuk menemui raja. Ia kemudian ditawarkan penginapan kepada Musa dan semua rakyat yang ia bawa
Pada masa itu Musa dengan sikapnya yang begitu dermawan membagikan bongkahan emasnya kepada penduduk Kairo. Namun, sikapnya itu malah membuat nilai logam anjlok di Mesir hingga ekonomi di daerah itu mengalami pukulan besar yang membutuhkan 12 tahun untuk pulih.
Berkontribusi Pada Pembangunan Timbuktu
Dikenal sebagai sosok filantropi, Musa menggunakan kekayaannya untuk membangun beberapa masjid, sekolah, universitas, dan perpustakaan di wilayah Timbuktu. Salah satu masjid yang sangat terkenal yakni Masjid Djinguereber yang dibangun dari bata lumpur dan kayu yang kuat.
ADVERTISEMENT
Kabar tentang kekayaan dan pengaruh Musa baru menyebar ke luar Afrika setelah perjalanannya ke Mekah. Kisah-kisah tentang konvoi dan kedermawanannya yang luar biasa terus dikenang setelah kematiannya.
Pada akhir abad ke-14, wajah Musa digambar dalam Atlas Catalan 1375, menjadi sumber penting bagi navigator Eropa Abad Pertengahan. Gambar itu dibuat oleh kartografer Spanyol Abraham Cresques, atlas tersebut menggambarkan Musa duduk di singgasana dengan tongkat dan mahkota emas yang memegang bongkahan emas.