Kisah Sukses Anak Tukang Ledeng Buat Usaha Perabot, Hartanya Kini Rp 70 T

Konten dari Pengguna
22 Oktober 2020 12:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ken Langone (Foto: Business Insider)
zoom-in-whitePerbesar
Ken Langone (Foto: Business Insider)
ADVERTISEMENT
Kenneth Gerard Langone Sr. merupakan pendiri sekaligus pemilik perusahaan perabotan rumah tangga dan konstruksi, The Home Depot. Hingga saat ini, beberapa sumber mengatakan kalau Ken Langone telah memiliki 2.200 cabang di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Bisa jadi, jumlah cabang yang disebut di atas itu benar adanya. Pasalnya, Ken Langone benar-benar berlimpah harta dan kekayaan dari perusahaan perabotnya itu. Berdasarkan catatan Forbes (diakses 22 Oktober 2020, pukul 11.36 WIB), harta kekayaan bersih Langone adalah sebesar 4,8 miliar dolar AS atau senilai Rp 70,4 triliun (kurs: Rp 14.686).
Tak cuma uang melimpah, bisnis besar milik Langone juga membuat nama pria berusia 85 tahun itu diperhitungkan. Di Forbes, Langone tercatat dalam daftar Forbes 400 2020 urutan ke-154. Skor produk keluaran pabriknya juga cukup besar, yakni 9.
Seorang Anak Tukang Ledeng
Namun, jauh sebelum sesukses sekarang, Langone bukanlah siapa-siapa. Ia lahir dari keluarga biasa-biasa saja yang tak punya penghasilan besar, hanya cukup untuk makan sekeluarga saja. Kemewahan jelas hanyalah mimpi saat itu.
ADVERTISEMENT
Ayah Langone berprofesi sebagai tukang ledeng, sedangkan ibunya adalah penjaga kantin. Sekali waktu, Langone pernah bercerita kalau keuangan keluarganya hanya cukup untuk makan sehari-hari.
Katanya, makanan memang selalu ada, bahkan rasanya lezat. Namun, untuk keperluan lainnya, tak ada uang yang tersedia. Akhirnya, Langone pribadi memutuskan untuk mencari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhannya.
Kala Ken menginjak usia 11 tahun, ia mulai memberanikan diri berjualan perhiasan natal yang ia buat sendiri dari kardus. Tiga tahun kemudian, ia menambah lagi profesinya. Selain menjadi penjual asongan, Ken juga bekerja sebagai pengantar koran, buruh di toko daging, kuli potong rumput, hingga menjadi caddie.
Semua itu memang sangat melelahkan jika dihitung secara fisik. Namun, Ken tak mau merasakan itu. Ia tetap maju terus meski tubuhnya sudah terasa lelah. Buktinya, bekerja di banyak sektor membuat Ken menjadi lebih mengenal orang lain.
ADVERTISEMENT
Ia jadi terbiasa untuk memprediksi kepribadian orang lain karena saking seringnya bertemu dengan banyak orang. Terutama pekerjaannya sebagai caddie, kata Ken, itu sangat memengaruhi pola pikir bisnisnya.
Olahraga golf memang menjadi segmen tersendiri bagi orang-orang kelas atas. Sementara itu, menjadi seorang caddie dalam olahraga golf tidak hanya sekadar membawakan peralatan, melainkan juga mampu menjadi teman bicara dari orang yang sedang yang baik.
Pekerjaannya sebagai caddie seakan menjadi ruang pelatihan bisnisnya secara cuma-cuma. Ia jadi sering mengobrol dan bertemu dengan orang-orang kelas atas dan eksekutif.
Kesempatan itu ternyata mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Ken. Akhirnya, Ken jadi banyak belajar bisnis dari para klien golf-nya. Hingga akhirnya, Ken menjadi bidan atas lahirnya The Home Decor, perusahaan yang kini telah hampir menguasai bisnis perabotan di dunia.
ADVERTISEMENT