Kisah Sukses Mohed Altrad, Dulu Makan Saja Susah

Konten dari Pengguna
4 Agustus 2021 13:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mohed Altrad/forbes.com
zoom-in-whitePerbesar
Mohed Altrad/forbes.com
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang yang sukses dan kaya raya itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Menjadi seseorang yang bergelimang harta membutuhkan kerja keras dan proses yang panjang. Hal itu dilakukan oleh Mohed Altrad.
ADVERTISEMENT
Dalam dunia bisnis, nama Mohed Altrad sebenarnya sudah tak asing lagi. Namun kebanyakan orang awam mungkin masih belum begitu familiar dengan Mohed.
Kemapanan yang diraihnya bukanlah proses instan. Ia harus berjuang dari nol untuk mencapai tangga kesuksesan seperti sekarang.
Dilansir dari laman BBC, Mohed kecil lahir di Suriah. Kelahirannya bisa dikatakan bukan dari hubungan yang membahagiakan. Kepala Suku Badui di Suriah melecehkan ibunya hingga mengandung Mohed.
Sebelum itu, sang ibu telah mengandung kakak Mohed tapi tragisnya sang kakak dihabisi nyawanya saat Mohed masih kecil. Nasib malang Mohed tak berhenti sampai di situ. Ibunya bahkan diketahui meninggal pasca melahirkan Mohed. Alhasil ia tumbuh tanpa belas kasih seorang ibu.
Akhirnya ia diasuh oleh sang nenek. Tak punya uang, Mohed kecil tak bisa sekolah. Semula ia berpikir nasibnya akan berakhir sebagai gembala saja.
ADVERTISEMENT
Namun, rasa ingin tahu Mohed sangat tinggi. Meski nenek melarangnya sekolah, diam-diam ia mengikuti kegiatan belajar di kelas melalui celah dinding sekolah.
Akhirnya, seorang kerabat jauh mengadopsi Altrad dan tinggal di dekat Raqqa, Suriah.
Semenjak diadopsi oleh keluarga baru, kehidupan Mohed pun perlahan mulai berubah. Dengan kecerdasan dan ketekunannya, ia berhasil masuk ke salah satu universitas tertua di Eropa, tepatnya di Prancis.
Setelah diterima di universitas tersebut, Mohed pindah ke Prancis dengan kemampuan berbahasa Prancis yang minim sekali. Namun, semua itu tak menjadi masalah besar. Ia pun bisa menamatkan kuliahnya dan mengambil gelar PhD di bidang Ilmu Komputer.
Butuh waktu lebih dari setahun agar dia bisa lancar berbahasa Prancis. Hal itu dilakukannya demi bisa memperluas relasi dan berusaha.
ADVERTISEMENT
Lulus dari kuliah, Mohed langsung bekerja di salah satu perusahaan terkenal Prancis. Di sana, dia bekerja paruh waktu sambil belajar dan mendapatkan pekerjaan sebagai insinyur tingkat pemula dengan Compagnie Générale d'Electricité.
Demi melebarkan kariernya, ia berpindah ke perusahaan minyak nasional Abu Dhabi bernama Le Monde. Dia tertarik dengan prospek kembali ke Timur Tengah dan dipekerjakan di departemen informasi dan teknologi pada Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi.
Abu Dhabi memainkan bagian penting dalam kebangkitan kehidupan Altrad. Dia bekerja untuk Abu Dhabi National Oil Company sebelum mendirikan Grup Altrad.
Tak mau terus menjadi karyawan, Mohed ingin mengukir takdirnya sendiri. Ia mulai berpikir untuk kembali ke Prancis dan membangun bisnisnya. Kepulangannya ke Prancis pada tahun 1985 digunakan Mohed untuk mengakuisisi perusahaan perancah (scaffolding). Perusahaan itulah yang menjadi cikal bakal Altrad Grup yang memiliki ribuan karyawan.
ADVERTISEMENT
Melansir dari Forbes, sejauh ini Altrad Grup telah memiliki sekitar 170 perusahaan. Bisnis milik Mohed tersebut telah berjalan selama 30 tahun. Semua itu tak lepas dari kepiawaian Mohed dalam mengatur perusahaan.
Bahkan Mohed terkenal sebagai sosok pemimpin yang disegani oleh para karyawannya. Alih-alih menggunakan aturan ketat untuk para karyawannya, Mohed justru menerapkan kebebasan. Ia ingin karyawan yang bekerja dengannya merasa bebas.
Selain itu, ekspansi bisnis ke luar negeri juga menjadi salah satu kesuksesan Mohed menjalankan bisnis. Dengan ekspansi ke pasar Eropa dan Amerika, Mohed dapat menaikkan keuntungan. Diperkirakan kekayaan Mohed mencapai 51 triliun rupiah. Tak heran bila ia masuk ke dalam jajaran 1000 miliuner dunia versi Forbes.