Kisah Tamatan SD yang Raup Miliaran dari Jualan Sambal

Konten dari Pengguna
12 Maret 2021 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lanny Siswadi/Kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Lanny Siswadi/Kumparan.com
ADVERTISEMENT
Bagi warga Surabaya, “Sambal Bu Rudy” memang tidak asing lagi ditemui di beberapa sudut kota Surabaya. Sambal yang hingga kini masih eksis di Surabaya hingga mancanegara ini ternyata diciptakan oleh wanita bernama Lanny Siswadi. Ia merupakan orang dibalik suksesnya “Sambal Bu Rudy”.
ADVERTISEMENT
Lanny Siswadi lahir di Madiun, 10 Oktober 1953 memiliki perjalanan lika-likunya sebelum menjadi pengusaha sambal yang sangat populer tersebut. Sebelum di Surabaya dan memulai berbagai bisnisnya, ia tinggal di Madiun.
Karena berbagai konflik politik di Madiun yang tidak kondusif ia pun tidak menamatkan jenjang sekolah dasarnya. Ia pun menamatkan sekolahnya saat kelas 4 SD. Hingga pada tahun 1970, Lanny memutuskan untuk hijrah ke Surabaya.
Di Surabaya, ia memulai bisnisnya dengan membuka toko sepatu di pasar turi pada tahun 1983. Tetapi bisnis tersebut hanya bertahan hingga 7 tahun karena kebakaran yang melanda pasar turi saat itu. Bangkrut pada usaha pertamanya, Lanny Siswadi pun memutuskan untuk membuka usaha kuliner yang ia jual menggunakan pick up.
ADVERTISEMENT
Awal mula sambalnya juga saat ia memulai bisnis kulinernya. Bermula karena suami Lanny yang suka memancing dan membawa hasil tangkapannnya untuk disantap bersama keluarga Lanny pun berinisiatif untuk membuat sambal bawang sebagai pendamping makan hasil tangkapan ikan tersebut.
Setelah dibuat dan beberapa rekannya mencicipi tak disangka rasa sambal Lanny enak dan disarankan untuk menjualnya. Walaupun Lanny sempat ragu untuk menjualnya, tapi berkat dukungan kerabat dekat dan keluarganya ia mantap untuk menjual sambal buatannya mulai dari orang terdekat.
Ia juga menjajakan sambalnya melalui satu-satunya mobil carry pick up dan berkeliling agar sambalnya cukup dikenal beberapa masyarakat. Sambalnya juga dikenal mulut ke mulut karena cita rasanya. Inilah yang membuat “Sambal Bu Rudy” semakin dikenal.
ADVERTISEMENT
Berawal dengan pick up dan selalu berkeliling ke masyarakat agar sambalnya dikenal, sambalnya pun mulai berkembang dan memiliki banyak peminat. Ia pun lambat laun mengumpulkan modal dan memutuskan untuk menyewa tempat di Jl Dharmahusada Surabaya untuk membuatnya sebagai depot sambal.
Sambal Bu Rudy/Kumparan.com
Semakin lama , sambal buatanya memiliki banyak penggemar bahkan ia membuka rumah makan sekaligus. Tempat tersebutlah yang menjadi pusat “Sambal Bu Rudy” di Surabaya hingga saat ini. kini pun penggemarnya tak datang dari masyarakat biasa tapi hingga pejabar-pejabat negara di Indonesia seperti Presiden SBY, Megawati, Jokowi, pernah mencicipi salah satu sambal populer ini.
Hingga sampai saat ini, “Sambal Bu Rudy” menjadi salah satu ikon oleh-oleh khas Surabaya. Siapapun yang datang ke Surabaya rasanya tak lengkap jika tak membawa buah tangan “Sambal Bu Rudy”. Depot pusatnya yang berada di Jalan Dharmahusada Surabaya selalu tak pernah sepi pengunjung.
ADVERTISEMENT
Bisnis Lanny terus berkembang “Sambal Bu Rudy” bahkan bisa menghabiskan 100-200kilogram cabai dan 500kilogram udang sebagai bahan utama membuat sambal dalam sehari. Ia kini juga memiki puluhan karyawan. Bahkan pasarnya mulai merambah ke mancanegara salah satunya Hongkong.
Tak hanya berpusat pada satu depot, Lanny Siswadi terus berekspansi membuka berbagai cabang depot di sekitar Surabaya. “Sambal Bu Rudy” yang populer tersebut juga dijual di berbagai outlet oleh-oleh khas Surabaya.
Dalam sehari, sambal tersebut bisa ludes 1500 – 2000 botol per hari yang dijual di enam cabang depot di Surabaya tersebut. Harga “Sambal Bu Rudy” pun dibandrol mulai dari Rp 26 ribu – Rp 30 ribuan. Jika dalam sehari ia menghabiskan kurang lebih 1500 botol dalam sehari dengan harga Rp 26 ribu, omzet yang diterima Lanny dalam sehari bisa mencapai hingga Rp 1 M.
ADVERTISEMENT
Kini Lanny dibantu anak-anaknya terus mengembangkan usahanya dan berusaha mendirikan berbagai cabang “Sambal Bu Rudy” di Surabaya dan Gresik sampai yang terbaru ia mencoba membukanya wilayah pelabuhan Tanjung Perak Surabaya agar strategis dan lebih luas menjangkau konsumen.
Kesuksesan usahanya merupakan buah hasil keuletannya sejak dahulu dalam menjalankan segala usahanya. Walaupun ia hanya tamatan SD tapi tak mengurungkan niatnya untuk terus bekerja keras, belajar dan pantang menyerah dalam mengembangkan segala usahanya.