Kisah Tukang Sapu Pabrik yang Kini Jadi Orang Terkaya, Berharta Rp 362 Triliun

Konten dari Pengguna
28 Juli 2020 13:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Li Ka-Shing, manusia terkaya di Hong Kong yang hartanya mencapai ratusan triliun. Foto: scmp.com
zoom-in-whitePerbesar
Li Ka-Shing, manusia terkaya di Hong Kong yang hartanya mencapai ratusan triliun. Foto: scmp.com
ADVERTISEMENT
Melihat kesuksesan orang kaya kadang membuat kita iri dan ingin menjadi seperti mereka. Namun, kita semua perlu tahu, bahwa segala hal di dunia ini pasti belaka tak didapat secara cuma-cuma. Dan hal itulah yang sepenuhnya diyakini oleh Li Ka-Shing, seorang konglomerat asal Hong Kong yang telah banyak menelan asam garam kehidupan sedari dulu.
ADVERTISEMENT
Sebelum Jack Ma berjaya, nama Li Ka-Shing telah lebih dulu dikenal banyak orang sebagai orang paling kaya di Hong Kong, bahkan Asia.
Li sendiri lahir dari keluarga miskin yang menjadi korban peperangan China dengan Jepang pada 1940 silam. Saat itu, di tengah keterpurukan dan kondisi serba terbatas pascaperang, Li dan keluarga tak punya pilihan lain selain pindah ke Hong Kong dan membangun kehidupan baru di sana.
Ketika pindah ke Hong Kong pun, penderitaan Li amat menyengsarakan. Di sana, ayahnya bahkan menderita TBC akut. Karena sang ayah tak lagi kuat bekerja dan keluarga Li tak punya pemasukan, jadilah Li bekerja sebagai tukang sapu di sebuah pabrik di Hong Kong, sambil merawat ayahnya yang sakit sehari-harinya.
ADVERTISEMENT
Melewati masa-masa sulit, akhirnya ayah Li pun meninggal ketika Li masih berusia 15 tahun. Di tengah kondisi itu, Li praktis menggantikan peran ayahnya menjadi tulang punggung keluarga secara total.
Setelah sebelumnya sempat mengenyam pendidikan setingkat SMA di Hong Kong, di tengah kondisi terhimpit itu, Li akhirnya memutuskan untuk meninggalkan sekolah dan bekerja penuh waktu sebagai buruh pabrik. Guna bisa menghidupi keluarga, ia bahkan bekerja hingga 16 jam sehari.
Di pabrik, Li bekerja selama tak kurang dari 10 tahun. Namun, setelah waktu berjalan dan sadar bahwa pekerjaan itu tak kunjung memperbaiki kualitas hidupnya, Li akhirnya memutuskan untuk maju dan membangun usaha sendiri. Keluar dari pabrik, Li mendirikan sebuah perusahaan yang memproduksi bunga plastik, yakni Cheung Kong Industries.
Cheung Kong Center, gedung pencakar langit yang jadi kantor pusat Cheung Kong Industries, terletak di Hong Kong. Foto: wikipedia
Berkat kegigihan dan ketekunan, perusahaan tersebut lantas terus berkembang. Selang beberapa tahun berjalan, Cheung Kong Industries berubah menjadi sebuah perusahaan raksasa di bidang plastik, properti, ritel, dan internet. Punya bisnis bermacam-macam, tak heran publik memberi julukan Li sebagai ‘Superman’.
ADVERTISEMENT
Pada tahun ini saja, mengutip dari Forbes Realtime Billionaires, Li yang ‘Superman’ itu tercatat punya harta hingga US$ 25,9 miliar atau sekitar Rp 362 triliun (kurs 14.000), menempatkannya sebagai manusia terkaya nomor dua di Hong Kong.