Kisah Yasa Singgih Raup Ratusan Juta dari Jual Sepatu, Modalnya Rp 500 Ribu

Konten dari Pengguna
3 Maret 2021 11:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Yasa Singgih/Instagram/@yasasinggih
zoom-in-whitePerbesar
Yasa Singgih/Instagram/@yasasinggih
ADVERTISEMENT
Bisnis fashion memang cukup banyak digeluti banyak orang. Ini karena kebutuhan sandang memang tak pernah ada habisnya dan selalu menjadi trend up to date dari waktu ke waktu. Ini lah yang membuat berbagai bisnis clothing/fashion dan berbagai perlengkapan sandang terus melejit di Indonesia. Berbagai brand pun menguasai pangsa pasar yang ditujunya.
ADVERTISEMENT
Salah satunya entrepreuner muda dalam bidang fashion Indonesia satu ini yaitu Yasa Singgih. Yasa Singgih saat ini dikenal sebagai pengusaha muda dalam bidang outfit khusus pria. Produk utamanya adalah sepatu pria dengan kualitas terbaik yang dibandrol dengan harga yang cukup ramah di kantong.
Sebelum menjadi CEO Men’s Republic (PT Paramita Singgih) di usia yang terbilang sangat muda, Yasa Singgih tentu saja memiliki berbagai lika liku perjalanan bisnis sebelum menjadi sesukses saat ini. Siapa sangka, kisahnya menjadi pengusaha juga merupakan sebuah ketidaksengajaan.
Pria kelahiran Bekasi, 23 April 1995 memang awalnya tidak bercita-cita menjadi pengusaha seperti saat ini. Bahkan, latar belakang keluarganya juga bukan merupakan serangkaian keluarga pengusaha. Yasa Singgih hanya berpandangan bahwa setelah lulus SMA, kuliah, lulus, dan bekerja sebagai manajer. Ayahnya bekerja di kantoran dan kehidupannya terbilang sederhana.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang membuka pikirannya adalah ketika ia duduk di kelas 3 SMP, ayahnya terkena sakit jantung dan mengharuskan untuk operasi ring dengan biaya yang tentu saja mahal. Ayahnya yang cukup mementingkan pendidikan ketiga anaknya memilih untuk mengalokasikan biaya operasinya untuk pendidikan anak-anaknya.
Mendengar hal tersebut, mulailah hal tersebut menjadi perubahan pemikiran Yasa Singgih. Demi meringankan beban orang tuanya, ia bertekad untuk mencari berbagai tambahan uang sendiri. Mulailah ia melamar pekerjaan paruh waktu di beberapa EO milik kawannya menjadi master of ceremony (MC) di beberapa acara seperti ulang tahun, perlombaan, talk show, dan lain sebagainya.
Setelah mencoba berkarir sebagai MC, pada usia 15 ia mulai menjajal dunia bisnis dengan menjual lampu hias secara online. Bisnis lampu hiasnya tak lama tutup karena distributornya tidak memberikan pasokan barang lagi. Hingga pada usia 16 tahun, ia mulai banting setir dengan berbisnis pada bidang fashion.
ADVERTISEMENT
Ia kemudian tertarik pada usaha berjualan kaos. Walaupun Yasa tidak mempunyai pengetahuan tentang desain dan seluk beluk kaos tapi ia tetap akan mencobanya. Dengan bermodalkan Rp 700 ribu, ia mulai berjualan kaos dengan desain yang ia buat sendiri. Tapi sayang, kaos yang ia jual pun tidak laku.
Sehingga hal tersebut mendorong Yasa untuk terus mempelajari bagaimana usaha kaos yang dijalankan. Ia pun mulai memutuskan untuk mengambil barang dari Tanah Abang. Mulailah ia memasarkannya secara online hingga membuka toko onlinenya bernama Men’s Republic. Yasa juga memasarkan produknya di berbagai media sosial seperti blog, twitter, dan BBM.
Dengan usahanya yang keras, usaha fashionnya kali ini cukup terbilang berkembang dan naik daun. Hal inilah yang membuat ia mencoba usaha barunya dalam bidang kuliner. Yasa pun memutuskan untuk mencoba membuka kedai minuman bernama “Ini Teh Kopi” pada tahun 2012 di kawasan Kebun Jeruk.
ADVERTISEMENT
Enam bulan berjalan, Yasa membuka cabang baru kedai minumannya tepatnya di Mall Ambassador Jakarta Selatan. Namun sayang, bisnis kuliner yang baru ia geluti bangkrut hingga mengalami kerugian sampai dengan Rp 100 juta. Dan pada tahun 2013 Yasa terpaksa menutup kedainya sekaligus bisnis kaosnya.
Pasang surut kehidupan bisnisnya hingga mengalami kabangkrutan dengan nominal yang besar, Yasa Singgih tidak berputus asa dan tetap mencoba peluang bisnis fashionnya kembali. Setelah UN, pada usia 19 tahun Yasa mencoba membangun bisnis fashionnya dengan membawa konsep bisnis yang lebih matang.
Ia mengusung tema fashion dengan brand fashion yang dikhususkan untuk pria. Konsepnya adalah middle class yang dibandrol dengan harga di bawah Rp 500 ribu. Ia juga mengusung pemasaran online yang dapat dijangkau lebih luas pangsa pasar. Produknya mengusung kualitas mall dengan harga online shop. Kemudian lahirlah kembali Men’s Republic.
Men's Republic/Instagram/@mensrepublicid
Yasa Singgih pun mulai menjual berbagai sepatu kasual pria yang dijual dengan harga di bawah Rp 500 ribu tapi memiliki kualitas terbaik. Bermodal awal 7 lusin sepatu, usahanya cukup terbilang lancar. Men’s Republic mulai mengembangkan produk tak hanya sepatu tapi juga berbagai fashion pria seperti jaket, produk celana dalam, sandal, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Men’s Republic pun semakin berkembang hingga menjual 500 buah pasang sepatu per bulan. Bahkan ia mampu memperoleh laba per bulan hingga 40%. Hingga kini pun Men’s Republic telah dikenal masyarakat Indonesia sampai luar negeri seperti Hongkong, Makau, Taiwan, Malaysia, Filipina, hingga Nigeria dengan omzet Rp 200 juta per bulannya.
Pada usianya yang 19, Yasa Singgih akhirnya memutuskan untuk membangun perusahaannya sendiri bernama PT Paramita Singgih untuk menaungi bisnis milikinya. Kedepannya ia ingin label Men’s Republik menjadi penyedia kebutuhan fashion pria mulai dari kepala hingga kaki.
Berkat kerja kerasnya masa lalu, kini Yasa Singgih dinobatkan sebagai “Top 30 Under 30 di Asia” menurut majalah Forbes Indonesia karena perjuangannya menjadi pengusaha yang sangat menginspirasi di usia muda. Yasa Singgih juga mengeluarkan buku berjudul “Never Too Young to Become a Billionaire” yang berisi berbagai pengalaman kesuksesan serta tips dan strategi bisnis yang ia buat.
ADVERTISEMENT