Li Ka Shing, Dulu Buruh Pabrik Plastik Kini Orang Terkaya Hong Kong

Konten dari Pengguna
3 April 2021 15:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cheung Kong Industries/ckh.com
zoom-in-whitePerbesar
Cheung Kong Industries/ckh.com
ADVERTISEMENT
Plastik merupakan material bahan yang tak pernah dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Saat ini hampir seluruh perabotan rumah tangga mayoritas berbahan dasar plastik. Maka tak heran industri plastic pun semakin meluas dan berkembang pesat.
ADVERTISEMENT
Salah satu pemilik perusahaan plastik ialah pengusaha asal Li Ka Shing. Li Ka Sing dikenal sebagai pengusaha asal Hong Kong pemilik Cheung Kong Industries. Sebelum perusahaannya sesukses dan sebesar ini, Li Ka Shing termasuk memiliki pengalaman jatuh bangun dan lika-liku dalam kehidupannya.
Li Ka Shing sebenarnya berasal dari China. Ia lahir 29 Juli 1928 di Kota Chaozhou, China. Ia sebenarnya lahir dari keluarga miskin. Bahkan ia tidak lulus sekolah menengah karena keluarganya tak dapat membiayai sekolahnya.
Karena keluarganya yang miskis, Li Ka Shing kecil terpaksa mulai bekerja sedari kecil. Ia bekerja secara serabutan. Hingga pada usianya 15 tahun, ayahnya meninggal dunia karena penyakit TBC. Ia pun akhirnya bekerja sebagai tulang punggung untuk membiayai keluraganya.
ADVERTISEMENT
Kondisi China yang perang saat itu membuat dirinya hijrah ke Hong Kong. Ia pindah dan mengadu nasib di sana. Ia kemudian tinggal di rumah di pamannya yang Kaya. Di rumah pamannya, ia cukup diberlakukan tidak baik. Seperti sering diremehkan. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk hidup sendiri dan membuktikan bahwa dirinya bisa mandiri.
Saat usia 16 tahun, ia akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai buruh pabrik di industri plastik. Ia bekerja sebagai buruh dan bekerja selama 16 jam per hari. Gaji yang ia dapatkan 90 persen ia berikan kepada ibunya. Setelah beberapa tahun bekerja di pabrik plastik Li Ka Shing memutuskan untuk berhenti bekerja dan mendirikan usaha plastik.
Li Ka Shing/Kumparan/(foto: VCG)
Karena pengalaman dan ilmunya selama bertahun-tahun bekerja di industri plastik, ia kemudian mendirikan usahaya sendiri. Perusahaan tersebut bernama Cheung Kong industries yang bergerak dalam bidang plastik.
ADVERTISEMENT
Ia mendirikan usahanya berkat dari hasil ia meminjam modal kepada keluarganya. Karena ilmunya dan pengalamannya cukup banyak mengenai bidang tersebut, perusahaannya semakin berkembang cepat. Ia membuat sebuah plastik dengan kualitas terbaik dengan harga yang murah.
Perusahaan plastiknya yang sangat berkembang cepat membuatnya ia melebarkan sayap perusahaannya dengan berbisnis di bidang real estate. Ia mendirikan perusahaan tersebut pada tahun 1971.
Perusahaan real estatenya berkembang pesat. Ia semakin dikenal pada kalangan para pengusaha. Hingga pada delapan tahun kemudian ia mengakuisisi perusahaan Hutchison Whampoa Limited dari HSBC.
Karena proses akuisisinya tersebut Li Ka Shing menjadi konglomerat di Hong Kong. Sebagai pebisnis yang ulung, ia terus menginvestasikan uangnya di pelabuhan kontainer di seluruh dunia. Bahkan ia dikenal sebagai orang yang menguasai 13 persen usaha pelabuhan kontainer di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Bisnisnya semakin maju dan pundi-pundinya terus mengalir. Ia kemudian menjual kepemilikan Hutchison Whampoa kepada Orange Mannesman Group dan mendapatkan keuntungan sebesar USD 15 miliar.
Ia juga mendapatkan keuntungan dari penjualan sebagian aset Hutchison Telecomunication yang dijual pada Vodafone dann mendapatkan keuntungan USD 11 miliar. Selama sepanjang bisnisnya, ia telah banyak mengakuisisi berbagai perusahaan di dunia.
Salah satunya pada tahun 2012 ia membeli perusahaan gas wales dan west utilities seharga 1 miliar dollar. Bahkan ia menginvestasikan uangnya ke facebook. Karena kepiawaiannya dalam berbisnis dan berinvestasi hal tersebut membuat Li Ka Shing memiliki pundi-pundi kekayaan yang luar biasa.
Karena kerja kerasnya dahulu kini ia dijuluki sebagai pria terkaya di Hongkong. Tak hanya itu pada tahun 2018, menurut Forbes ia menempati posisi 23 orang terkaya di dunia. Tak hanya itu, menurut Bloomberg ia tercatat memiliki harta USD 33,3 miliar setara dengan Rp 487 triliun.
ADVERTISEMENT