Mengenal Sanawi, Tamatan SD yang Bisa Raup Miliaran Sebulan dari Jualan Es

Konten dari Pengguna
6 Oktober 2020 12:30 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sanawi (Foto: Youtube.com/Fariz Imadudin)
zoom-in-whitePerbesar
Sanawi (Foto: Youtube.com/Fariz Imadudin)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari itu, Sanawi yang masih berusia 16 tahun, nekat berangkat ke Jakarta dari kampung halamannya, Blora, Jawa Timur, untuk mencari peruntungan bersama tetangga. Ia harus melakukan itu sejak usia belia oleh sebab ia tak bersekolah.
ADVERTISEMENT
Sanawi adalah seorang lulusan SD yang banyak orang bilang, "Tak akan punya masa depan cerah." Namun, Sanawi lain soal. Ia bisa menaklukan stigma itu dengan kerja keras dan proses yang panjang.
Kala bus berhenti di terminal Pulogadung, tetangga Sanawi yang pergi bersamanya sejak dari kampung tiba-tiba menghilang. Ia meninggalkan Sanawi seorang diri di riuhnya rimba terminal.
Sanawi ketakutan. Ini bukan daerahnya. Jakarta terlalu rumit untuk bocah seusianya yang baru mengenal kota. Karena tak punya modal dan bekingan, Sanawi pulang ke Blora hari itu juga. Ia mundur dan memilih pulang demi keamanannya sendiri.
Bukan Sanawi namanya jika ia mudah menyerah. Beberapa hari berselang, Sanawi kembali ke Ibukota dengan modal dan persiapan yang lebih matang. Ia sudah menghubungi kawannya yang telah lama mengenal Jakarta.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di Jakarta, Sanawi jelas tak langsung mendapatkan pekerjaan. Ia berkeliling ke sana ke mari, tetapi menjadi pekerja di Ibukota bukan soal yang mudah. Alhasil, ia terpaksa menjadi kuli bangunan.
Jika tak ada proyek, Sanawi akan berkeliling ke tiap perumahan untuk menjajakan jasa cat keliling. Dua pekerjaan kasar itu ia lakoni meski tak punya keuntungan pasti. Berbulan-bulan lamanya ia bergelut di Ibukota dengan dua profesi musiman itu.
Merasa tidak puas dengan Jakarta, Sanawi bersama rekannya kembali pergi merantau ke kota lain. Kali ini lebih jauh dari kampung halamannya, yakni Samarinda. Di sana, ia kembali menjadi kuli bangunan.
Namun, Sanawi tak lagi menjajakan jasa cat keliling sebagai sampingan, kini ia berjualan es krim jika tak ada proyek bangunan. Bermodalkan uang pinjaman sebesar Rp 60.000, Sanawi mulai mendorong gerobaknya menjajakan es krim ke setiap rumah.
ADVERTISEMENT
Semua itu ia jalani dengan sabar, hingga akhirnya keuntungan pun datang. Ia mulai mendapatkan omset sebesar Rp 15.000 per hari. Uang itu sangat cukup untuk membuatnya bertahan hidup.
Sadar akan jumlah pendapatan yang kecil, Sanawi mulai belajar hidup hemat. Saking hematnya, hasil kerja keras Sanawi ternyata mampu membawakan pulang sebuah sepeda motor.
Dari situlah jiwa bisnis Sanawi terbentuk. Bertahun-tahun ia fokus dengan usaha es krimnya, Sanawi jadi tahu seluk beluk makanan beku itu. Ia kemudian berhasil membuat brand es krimnya sendiri bernama Vanesa Ice Cream.
Bisnisnya mulai berjalan bahkan sangat lancar. Ia kini telah memiliki 700 karyawan yang bekerja untuknya. Setiap bulan, Sanawi mampu mendulang omset Rp 500 juta hingga Rp 1,5 miliar. Luar biasa.
ADVERTISEMENT