Mike Lindell, Mantan Pecandu Narkoba yang Kini Jadi Miliarder Berharta Rp 4,2 T

Konten dari Pengguna
1 September 2020 12:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mike Lindell dengan bantal "My Pillow"-nya (Foto: Medium)
zoom-in-whitePerbesar
Mike Lindell dengan bantal "My Pillow"-nya (Foto: Medium)
ADVERTISEMENT
Banyak orang bilang menjadi pecandu narkoba sama artinya dengan kehilangan masa depan. Kondisi tubuh yang tidak seutuhnya sadar menjadi penyebab seseorang tidak bisa fokus melakukan kegiatan tertentu selain terus mencekoki dirinya dengan narkoba.
ADVERTISEMENT
Namun, hal itu ditepis oleh Mike Lindell, pengusaha bantal yang sukses jadi miliarder setelah melalui perjuangan panjang melawan kecanduan narkoba. Bernama My Pillow, Lindell membangun usaha itu mulai dari tahun 2004.
Lindell dikenal banyak orang sebagai “Pria Bantal” setelah iklan komersial di televisi tayang. Iklan itu memiliki konsep yang boleh dibilang unik. Ditambah lagi persona Lindell yang muncul di iklan itu terlihat sebagai orang yang lucu. Bagi kebanyakan orang, Lindell dan keseluruhan cerita kesuksesannya memanglah unik dan terkadang terlalu ajaib untuk bisa jadi kenyataan.
Sebelum membangun My Pillow, Lindell sempat mencoba berbagai usaha lain untuk mencari uang. Saat masih kuliah di Universitas Minnesota, Lindell mengambil dua pekerjaan sambilan. Salah satunya di toko grosir.
ADVERTISEMENT
Namun, ia akhirnya dipecat oleh bosnya. Meski sempat terjadi cekcok, Lindell mengaku perkataan bosnya memicu semangatnya untuk memulai usaha sendiri. Ia ingat bosnya berkata, “Kalau kau tidak suka di sini, bikin saja perusahaanmu sendiri.”
Perkataan itu kemudian membuat Lindell mencoba mencari uang melalui caranya sendiri. Ia pernah berternak babi tapi gagal karena pasar babi sedang terpuruk dan ia tidak mendapatkan keuntungan.
Lindell juga pernah mencoba bisnis di bidang kuliner. Waktu itu, bisnis makan siang sedang menjanjikan. Ia kemudian membeli gerobak sandwich dan memberikan sandwich gratis selama seminggu.
Tapi, bisnis itu lagi-lagi gagal. Lindell menyerah dan memilih bekerja sebagai bartender. Ia yang saat itu sudah kecanduan kokain malah membeli bar tempat ia bekerja. Ia sendiri mengaku kalau itu bukan keputusan yang tepat.
Penampilan Lindell saat menjadi pecandu kokain (kanan) (Foto: CNBC)
Namun, saat menjadi pecandu, ia justru dipertemukan dengan pertanda dari Tuhan. Sepanjang hidupnya, Lindell sulit tidur dan tidak pernah menyukai bantalnya. Sampai-sampai, ia rela membeli bantal seharga 70 dolar dari hasil bekerjanya sebagai bag boy.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pada tahun 2004, ide untuk MyPillow, muncul dalam mimpi. Lindell mengatakan ia pernah bangun di suatu malam dan melihat tulisan “My Pillow” di seluruh rumah. Lalu, Lindell terpikir untuk membuat sebuah perusahaan bantal yang bernama “My Pillow”. Ia juga mengingat reaksi putrinya yang menemuinya malam itu dan mengatakan bahwa idenya sangatlah aneh.
Namun, siapa sangka bahwa itu adalah hal besar. Lindell yang waktu itu tidak paham jahit-menjahit malah menghabiskan waktunya untuk membuat bantal yang sesuai dalam mimpinya. Tapi sayang, setelah ia memasarkan bantal buatannya itu, ia hanya mampu menjual 80 buah bantal.
Lindell tidak menyerah dan mencoba memasarkan bantalnya lagi. Hingga suatu hari, ada konsumen yang sangat menyukai bantal buatannya. Momen itu kemudian menjadi titik balik penjualan bantal Lindell yang naik tajam.
ADVERTISEMENT
Meski pada akhirnya usaha bantalnya mampu meraih beberapa konsumen, ia masih belum bisa menyingkirkan kecanduannya pada kokain. Akibatnya, pada tahun 2008, istrinya minta cerai. Ia kehilangan rumahnya. Ia juga hampir kehilangan perusahaannya karena masalah itu benar-benar membuatnya frustasi.
Akhirnya, setelah harus melewati sepuluh bulan lamanya, Lindell berada di titik paling bawah dan memutuskan untuk benar-benar berpaling dari narkoba. Tuhan mendengarkan niatnya. Bisnisnya lalu mengalami kemajuan. Setelah sudah tidak dalam pengaruh narkoba, Lindell sadar bahwa ia sudah tidak menginginkan narkoba macam apapun lagi.
Lindell kemudian aktif memasarkan bisnisnya dengan membuat iklan di televisi. Dalam satu tahun, bisnisnya mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dan mampu merekrut 500 orang tenaga kerja. Hingga saat ini, Lindell telah menjual bantalnya lebih dari 25 juta buah di bawah 1500 pegawai. Pencapaian ini kemudian mengantarkannya memiliki kekayaan senilai 300 juta dolar AS, setara dengan 4,2 triliun rupiah.
ADVERTISEMENT