Mohed Altrad, Anak Yatim Suku Dalam yang Sukses di Perancis, Hartanya Rp 36,2 T

Konten dari Pengguna
29 Juli 2021 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Forbes
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Forbes
ADVERTISEMENT
Asal tanah kelahiran tak bisa dijadikan acuan apakah seseorang akan sukses atau tidak. Meski terkesan daerah pedalaman sekalipun, bila memang punya pikiran terbuka dan tekad yang kuat, maka kesuksesan bisa saja tiba.
ADVERTISEMENT
Contoh saja Mohed Altrad, seorang yatim piatu yang lahir sebagai seorang Suku Badoui di tengah padang pasir Suriah. Sejak kecil, Altrad dirawat oleh sang nenek karena kedua orang tuanya meninggalkannya semasa balita.
Sang ibunda mesti menghadap Tuhan tak lama usai melahirkan Altrad. Ia lahir dari hasil kejahatan pemimpin suku yang memperkosa sang ibunda di masa silam. Altrad lahir dari rahim yang ia tidak pernah tahu milik siapa.
Bukan hanya sosok ibundanya, bahkan dalam autobiografi yang ia tulis di setiap buku-bukunya, Altrad memilih tanggal 9 Maret 1949 sebagai tanggal lahirnya lantaran ia tak pernah tahu kapan dirinya pertama kali mencecap dunia.
Ibu dari ibunda Altrad terpaksa merawat si bocah malang karena dipaksa oleh ayah Altrad yang merupakan pelaku pemerkosaan. Karena ayahnya adalah pemimpin suku, maka nenek Altrad mau tak mau harus menuruti.
ADVERTISEMENT
Mulai dari makan, tempat tinggal, serta segala kebutuhan Altrad, ditanggung oleh sang nenek meski dengan keadaan yang serba terbatas. Ayah Altrad tak setetes pun memberikan sumbangsih kepada hidup si bocah gurun karena memang tak punya kepedulian.
Semasa kecil, Altrad muda dilarang untuk sekolah. Ia dituntut menjalani gaya hidup Badoui kuno yang mengharuskan seorang anak lelaki untuk menjadi penggembala kambing, domba, dan unta. Namun, isi kepala Altrad berkelana jauh.
Ia begitu iri ketika melihat banyak anak-anak seusianya di luar suku Badoui yang punya kesempatan mengenyam pendidikan. Altrad bersama bocah-bocah Badoui lainnya justru sibuk merawat hewan ternak di tengah gurun.
Untungnya, kerabat jauh sang ibunda mengadopsinya dan membawa Altrad muda ke daerah Raqqa, yang jauh lebih modern ketimbang daerah tempat ia lahir. Di sanalah Altrad pertama kali bersentuhan dengan bangku sekolah.
ADVERTISEMENT
Perasaan Altrad benar-benar senang. Ia sangat menikmati dunia barunya itu seakan menjadi merpati yang lolos dari sangkarnya. Akhirnya, Altrad melesat menjadi murid berprestasi hingga mendapat beasiswa kuliah di Universitas Montpellier, Perancis.
Kendati tak punya bekal bahasa Perancis, Altrad tetap berangkat karena memanfaatkan privilege yang belum tentu ia dapatkan lagi di kemudian hari. Di Perancis, pola pikir Altrad semakin maju dan dewasa.
Dari Montpellier, Altrad mendapatkan gelar PhD di bidang Ilmu Komputer. Latar belakang pendidikannya membawa ia bekerja di Abu Dhabi sebagai teknisi di perusahaan Minyak Nasional.
Bertahun-tahun bekerja di sana, diam-diam Altrad menabung uang gajinya hingga ia mampu membeli sebuah perusahaan di Perancis yang kini menjadi Altrad Group, sebuah kelompok bisnis yang punya lebih dari jutaan pekerja.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Altrad punya harta kekayaan bersih sebesar 2,5 miliar dolas AS atau senilai Rp 36,2 triliun (kurs: Rp 14.489). Per Kamis, 29 Juli 2021, Altrad Group berhasil mencatatkan nilai saham sebesar 4 miliar dolar atau senilai Rp 57,8 triliun.***