Perjalanan Anak Nelayan Sukses Dirikan Mazda, Sempat Jadi Kuli Besi

Konten dari Pengguna
5 April 2021 12:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret Mazda RX7 Veilside Tokyo Drift Edition yang digunakan dalam film The Fast and the Furious: Tokyo Drift (2006). (Foto: wallpaperaccess.com).
zoom-in-whitePerbesar
Potret Mazda RX7 Veilside Tokyo Drift Edition yang digunakan dalam film The Fast and the Furious: Tokyo Drift (2006). (Foto: wallpaperaccess.com).
ADVERTISEMENT
Siapa tak kenal mobil merk Mazda? Produsen mobil asal Jepang yang terkenal dengan Seri RX-nya tersebut sangat digandrungi oleh masyarakat dunia. Dari pengemudi biasa hingga pembalap, hampir semuanya menyukai Mazda. Namun, siapakah sosok dibalik kesuksesannya?
ADVERTISEMENT
Dia adalah Jujiro Matsuda, seorang pria kelahiran Hiroshima, 8 Agustus 1875. Siapa sangka? sebelum berhasil dengan Mazda ciptaannya, Matsuda berasal dari keluarga miskin. Ayahnya hanyalah seorang nelayan berpenghasilan rendah dan ibunya tidak bekerja.
Jangankan untuk sekolah, untuk memenuhi kebutuhan kesehariannya saja, ayah Matsuda sangat kesulitan. Beruntung, ibunya memahami dasar baca-tulis-hitung sehingga dapat mengajarkannya kepada Matsuda kecil.
Sejak kecil, Matsuda terkenal akan kegigihannya. Di usianya yang ke-14, ia rutin bekerja sebagai kuli perusahaan besi di Osaka sementara itu banyak membaca buku di waktu luangnya. Di tempatnya bekerja, Matsuda tidak pernah absen menjadi pendengar setia atasan dan seniornya ketika mengajarkan teknik-teknik pandai besi.
Di sana, Matsuda banyak membawa berkah bagi perusahaan tersebut. Ia bahkan diangkat menjadi mitra langsung perusahaan hingga memegang bagian operasional, seiring dengan kinerjanya yang luar biasa. Sayang, akibat sebuah masalah, Matsuda terpaksa didepak dari perusahaan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, berbekal ilmu yang ia pelajari di perusahaan lamanya, jiwa bisnis yang tinggi, serta finansial yang cukup, ia melanjutkan karier dengan mengambil alih kepengurusan perusahaan tutup botol bernama Toyo Cork Kogyo pada 1921. Di tangannya, perusahaan yang bangkrut tersebut disulap menjadi pabrik perkakas.
Namun, seiring kebutuhan pasar perusahaan tersebut semakin menjurus ke bidang otomotif. Hingga pada 1931, Perusahaan yang namanya sudah berubah menjadi Toyo Kogyo tersebut memproduksi sebuah truk roda tiga Mazdago Autorickshaw. Kendaraan inilah yang jadi cikal bakal Mazda memproduksi barang otomotif.
Meletusnya Perang Dunia II akhirnya memaksa Toyo Kogyo untuk memproduksi senjata untuk militer Jepang. Salah satu yang terkenal adalah senapan type 99. Alhasil, fokus Matsuda di bidang otomotif terabaikan. Mirisnya, kekalahan Jepang akibat kota Hiroshima yang dibom atom pasukan sekutu juga menghancurkan bisnis Matsuda.
ADVERTISEMENT
Perusahaannya hampir musnah dihantam bom, selain itu banyak pegawai hingga keluarga Matsuda tewas. Beruntung, Matsuda yang saat itu berumur 70 tahun berhasil selamat. Merasa bersalah karena turut andil dalam jalannya peperangan, Matsuda terdorong untuk menebusnya dengan membantu membangkitkan perekonomian Hiroshima.
Dengan memanfaatkan sisa-sisa usahanya dulu, ia mulai membangun lagi bisnis otomotifnya meski sudah memasuki usia renta. Hebatnya, perusahaannya sukses kembali bangkit hanya dalam tempo dua tahun, pesanan demi pesanan datang untuk mobil buatannya.
Meski hanya 7 tahun, ia lega bisa melihat perusahaannya berkembang untuk terakhir kalinya, hingga ia meninggal dunia pada 27 Maret 1952. Ia meninggalkan sebuah perusahaan yang kelak menjadi salah satu produsen mobil paling terkenal di dunia.
Toyo Kogyo yang diteruskan oleh keluarganya tersebut akhirnya pada 1984 berubah nama menjadi Mazda untuk menghormati Matsuda, terinspirasi dari nama dewa cahaya Zoroaster dan merupakan nama turunan dari Matsuda.
ADVERTISEMENT
Mazda bahkan menjadi sangat besar ketika memasuki abad 21. Pada 2007, Mazda berhasil menjual 1,3 juta unit mobil secara global. Di tahun 2016, omzet Mazda per tahunnya bahkan mencapai 3,4 triliun yen atau setara Rp 446,5 triliun untuk kurs sekarang lewat 1,2 juta unit penjualan.
Seluruh pencapaian tersebut tak lepas dari perjuangan jatuh-bangun Jujiro Matsuda dalam merintis Mazda. Anak nelayan miskin, tak berbekal pendidikan akademik, bahkan dihantam oleh ganasnya peperangan, Matsuda terus maju hingga mewarisi kesuksesan.