Perjalanan Anak Putus Sekolah Sukses Dirikan Dunkin Donuts, Kini Raup Triliunan

Konten dari Pengguna
31 Maret 2021 12:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Restoran pertama Dunkin Donuts yang masih beroperasi hingga sekarang. (Foto: dunkindonuts.com).
zoom-in-whitePerbesar
Restoran pertama Dunkin Donuts yang masih beroperasi hingga sekarang. (Foto: dunkindonuts.com).
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat pecinta kue donat, pasti mengetahui brand donat Dunkin Donuts yang legendaris. Brand yang sudah berdiri sejak 71 tahun yang lalu tersebut merupakan salah satu pelopor restoran yang menunya merupakan donat dan kopi.
ADVERTISEMENT
Adalah William Rosenberg yang mempelopori konsep tersebut. Berawal dari pengalaman menjual katering. Ia menyadari bahwa di antara dagangannya, donat dan kopi menjadi pasangan favorit. Hal itulah yang menginspirasi Rosenberg untuk membuka restoran dengan menu utama donat dan kopi.
Namun sebelum itu, Rosenberg bukanlah siapa-siapa. Lahir di Boston, AS pada 10 Juni 1916, Rosenberg hanyalah putra pasangan pedagang kelontong. Di zaman Depresi Besar pada dekade 1930-an, ia terpaksa putus sekolah demi membantu usaha orang tuanya yang bangkrut akibat peristiwa depresi ekonomi terbesar abad 20 tersebut.
Berbagai pekerjaan ia geluti demi menunjang ekonomi, seperti jadi pengantar telegram di Western Union lalu menjadi pengantar es krim di Simco. Di sini, ia berhasil naik jabatan dengat cepat berkat kinerjanya. Memasuki akhir Perang Dunia II pada pertengahan 1940-an, mulailah ia berbisnis katering dengan modal $5.000 hasil tabungan ditambah pinjaman dari kerabatnya.
ADVERTISEMENT
Berhasil memiliki 140 truk katering dan 25 outlet di sejumlah pabrik, kateringnya laris manis, terutama donat dan kopinya. Maka pada 1948, ia mulai membuka kedai khusus untuk donat dan kopi bernama Open Kettle. Hingga 2 tahun kemudan, barulah namanya berubah menjadi Dunkin Donuts.
Inovasi yang diterapkan Rosenberg untuk menyediakan 52 jenis donat berbeda membuat kedai donatnya unggul dibanding yang lain yang hanya menyediakan 5 jenis donat. Tak butuh waktu lama, Rosenberg berhasil membuka 6 kedai hingga 1955. Saat itulah, ia mulai berpikir untuk melebarkan sayap lewat sistem waralaba.
Dalam waktu 10 tahun, Dunkin Donuts tumbuh pesat hingga memiliki 100 gerai. Hingga 1971 ketika Rosenberg memutuskan mundur karena menderita kanker, Dunkin Donuts terus menerus berkembang hingga ke mancanegara. Meski sakit, Rosenberg masih turut berkontribusi di Dunkin Donuts.
ADVERTISEMENT
Pada 1998, Dunkin Donuts sudah menyebar hingga ke 2.500 lokasi di seluruh dunia dengan penjualan tahunan mencapai $2 miliar atau setara Rp 29,1 triliun untuk kurs sekarang. Hingga pada 22 September 2002, William Rosenberg akhirnya menghembuskan nafas terakhir di usia 86 tahun.
Rosenberg meninggalkan hingga 5.000 gerai yang tersebar di AS dan 37 negara lainnya. Di Indonesia sendiri, Dunkin Donuts pertama kali masuk pada 1985 dengan restoran pertamanya berdiri di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta. Dunkin Donuts menjadi pionir restoran donut dan kopi sebelum sekarang ditiru oleh J.co dan lain-lain.
Meskipun dirinya telah tiada, Dunkin Donuts masih berdiri kokoh. Pada 2010, penjualan Dunkin Donuts secara global mencapai $6 miliar atau setara Rp 87,6 triliun dalam kurs sekarang. Kini, Dunkin Donuts memiliki lebih dari 12 ribu gerai dengan 7 ribu restoran di 42 negara.
ADVERTISEMENT
Dunkin Donuts sendiri pada 2020 memiliki valuasi mencapai $6,41 miliar atau setara Rp 93,5 triliun, dengan omzet mencapai $1,37 miliar atau setara Rp 20 triliun untuk kurs saat ini per 2019. Hingga kini, Dunkin Donuts masih banyak diminati oleh masyarakat dunia meski telah lama ditinggal sang pendiri.