Profil Aakar Abyasa, Bos Jouska yang Dituding Rugikan Klien hingga Ratusan Juta

Konten dari Pengguna
23 Juli 2020 12:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aakar Abyasa Fidzuno, CEO Jouska. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aakar Abyasa Fidzuno, CEO Jouska. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Belum lama ini, publik digemparkan oleh kabar bahwa Jouska, sebuah firma konsultan keuangan yang tengah populer di kalangan generasi muda Indonesia, dituding merugikan klien hingga Rp 200 juta lewat penggelapan dana.
ADVERTISEMENT
Kabar itu mencuat ke publik ketika salah seorang klien Jouska yang bernama Alvin, melalui akun Twitternya @yakobus_alvin, mengeluhkan perihal penjualan saham para klien oleh Jouska yang akhirnya mendatangkan kerugian. Padahal, sebagai perusahaan konsultan keuangan, Jouska hanya boleh memberikan perencanaan keuangan, dan tak boleh mengelola langsung dana atau menjual saham kliennya.
“From This to This. Sharing gimana bobroknya @Jouska_id dan Amarta Investa ngehandle kliennya,” tulis Alvin di Twitter sebagaimana dikutip kumparan, Rabu (22/7) lalu.
Ketika pertama kali berdiri, Jouska memanglah perusahaan yang tujuannya memberi konsultasi keuangan pada generasi muda. Oleh Aakar Abyasa Fidzuno, pendiri sekaligus CEO perusahaan konsultan keuangan itu saat ini, pendirian Jouska punya niat mulia untuk membuat banyak anak muda ‘melek keuangan’.
ADVERTISEMENT
Alhasil, benar saja, dengan niat mulia itu, Aakar bisa mengantarkan Jouska menjadi perusahaan konsultan keuangan terkemuka hanya dalam waktu tujuh tahun saja, terhitung sejak berdiri pada 2013.
Sebelum mendirikan Jouska, Aakar memanglah seorang pekerja profesional di bidang keuangan, yakni sebagai personal financial advisor. Di daerah asalnya di Banyuwangi, lelaki kelahiran 17 Desember 1985 itu meneguhkan hatinya menekuni profesi tersebut, memberi konsultasi bagi teman-temannya yang membangun bisnis di daerah.
Menekuni urusan itu cukup lama, Aakar lantas mendapati pengalaman bahwa ketika teman-temannya yang berhasil membangun bisnis di daerah itu berniat melakukan ekspansi ke Jakarta, kebanyakan dari mereka akhirnya menyerah, bahkan gagal.
Hal itu lantas membuat Aakar memutar otak. Menurutnya, setelah mendalami banyak cerita soal kegagalan bisnis, ia menyimpulkan bahwa literasi keuangan masyarakat Indonesia masih tergolong rendah.
ADVERTISEMENT
Hingga pada tahun 2012, ia bertemu dengan seorang perempuan yang telah kehilangan banyak uang lantaran terjebak investasi bodong. Hal itu semakin membuat Aakar geregetan untuk, sekali lagi, membuat banyak orang terutama generasi muda ‘melek keuangan’. Maka, atas dasar inilah, lelaki berusia 35 tahun itu akhirnya mendirikan Jouska pada tahun 2013.
Pada masa awal pendirian Jouska, Aakar menjadikan sebuah ruko sederhana di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, yang bahkan tidak memiliki toilet layak sebagai kantor. Di tempat itu, ia melayani beberapa klien yang datang dan mengeluh perihal pengelolaan keuangan. Saat itu, tentu saja, semuanya masih dilakoni Aakar dalam partai kecil.
Berawal dari niat membuat generasi muda 'melek keuangan', Aakar mendirikan Jouska. Foto: kumparan
Pada tahun 2015, Aakar lantas mulai menggandeng banyak rekan sesama perencana keuangan untuk mengembangkan Jouska. Mereka ini, yang mayoritas adalah kolega Aakar dari daerah, punya PR besar untuk mencari klien dan memperluas jaringan Jouska di belantara Jakarta.
ADVERTISEMENT
Memasuki tahun ketiga pendirian, Aakar dan rekan-rekannya di Jouska hanya bertahan dengan 5 klien saja, di mana salah satu dari klien itu membawa 30 referral client. Hal itu dicapai melalui strategi yang diterapkan Aakar, yakni membangun jaringan dengan prinsip ‘genuine human connection comes first’.
Benar saja, strategi itu amat moncer. Dan, sejak itu, cerita selanjutnya tak lain ialah sejarah. Hingga kini, terlepas dari segala kontroversinya, nama Jouska sukses berkibar sebagai salah satu firma penasihat keuangan paling dikenal di Indonesia dengan tak kurang dari 480 klien.