Profil Orang Sukses: William, Bos Tokopedia yang Dulunya Penjaga Warnet

Konten dari Pengguna
28 Februari 2020 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
William Tanuwijaya. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
William Tanuwijaya. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Jual beli online sekarang sudah jadi hal yang mudah dilakukan berkat adanya E-commerce. Kamu tidak perlu meninggalkan pekerjaan atau rutinitas agar bisa berbelanja atau menjual barang, cukup menggunakan telepon seluler atau komputer yang terhubung dengan internet. E-commerce juga sekarang sudah memiliki prosedur dalam mengatasi setiap keluhan pelanggan, mulai dari keamanan hingga kenyamanan.
ADVERTISEMENT
Tokopedia terbilang sebagai salah satu E-commerce ternama di Indonesia. Mereka menjadi lapak besar di dunia maya yang menyediakan berbagai macam barang, dengan penjual yang datang dari berbagai penjuru Indonesia. Hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, menaksir kontribusi Tokopedia ke perekonomian Indonesia pada 2018 mencapai Rp 58 triliun. Sedangkan nilai transaksi atau Gross Merchandise Value (GMV)-nya mencapai Rp 73 triliun.
Suksesnya E-commerce ini tak lepas dari ide dari sosok yang akan dibahas dalam profil orang sukses kali ini, ialah William Tanuwijaya. William Tanuwijaya adalah pendiri tokopedia. Pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara pada tahun 1981 ini memiliki mimpi tinggi yang diiringi dengan kepekaannya dalam melihat peluang, tapi hal tersebut bukan semata-mata dapat terjadi dengan mudah, William diketahui tidak patah arang untuk membangun tokopedia.
ADVERTISEMENT
Sempat menjadi operator warnet
William diketahui bukan datang dari keluarga yang berada. Lulus SMA, ia memutuskan untuk meninggalkan kampung halaman dan merantau ke Jakarta menggunakan kapal dengan uang yang terbatas. 
William berkuliah di Universitas Bina Nusantara, jurusan Teknik Informatika. Baru saja menginjakkan kaki di semester kedua, William mendapat kabar dari kampung halamann bahwa ayahnya jatuh sakit sehingga keadaan finansial keluarga mereka semakin terganggu. Kabar pahit tersebut memunculkan keputusan dalam diri William bahwa ia harus mencari uang saku untuk sehari-hari, dan menjadi operator di salah satu warnet yang tidak jauh dari kampusnya adalah upaya untuk mencari uang saku tersebut.
Selama menjadi operator warnet, William memiliki ketertarikan terhadap internet dan berangan-angan bahwa ia dapat berdiri sejajar dengan karyawan-karyawan yang berada di Google atau Facebook. Mimpi tersebut dijawab sedikit demi sedikit, William menyelesaikan pendidikannya di BINUS, dan mendapatkan pekerjaan di salah satu forum jual beli.
ADVERTISEMENT
William memiliki pengalaman, pengetahuan dan kemampuan tentang forum jual beli. Selama menjadi operator warnet, beberapa orang pun meminta bantuannya untuk dibuatkan website toko online. Di tempat kerjanya, ia juga kerap mendapatkan keluhan dari pelanggan yang menjadi korban penipu di internet.
Pengalaman ini menjadi titik balik bagi William. Ia berpikir bahwa internet dapat menjadi peluang yang baik untuk melakukan jual beli. Hal tersebut membuat William menata ulang kembali mimpinya untuk bisa bekerja di perusahaan besar, menjadi pemilik perusahaan besar.
Tidak dipercaya investor
William Tanuwijaya (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Selama 10 tahun William bekerja sebagai software developer di beberapa perusahaan. Ia kemudian memutuskan untuk memulai mimpinya yang sudah inginkan sejak lama, yakni memiliki perusahaan. Ia berencana untuk membuat startup yang dapat mempertemukan penjual dengan pembeli dalam urusan jual beli, jadilah Tokopedia, ide yang tumbuh dari kepala William ketika ia menjadi moderator di sebuah forum online.
ADVERTISEMENT
William merangkul kawannya, Leontinus Alpha Edison untuk mendirikan startup tersebut. Sejak membangun tokopedia pada tahun 2007, mereka melewati berbagai macam rintangan yang tidak mudah.
Mereka tidak memiliki modal yang cukup untuk membesarkan perusahaannya yang masih belia. Beban dalam diri William pun semakin berat mengingat ayahnya tak kunjung sembuh dari sakit sehingga ia harus memikul roda perekonomian keluarganya.
Usahanya untuk mencari investor juga tidak berjalan mulus. Ia kerap kali ditolak oleh beberapa investor yang meragukan bisnis yang sedang ia rancang. Hal tersebut mengharuskannya mengumpulkan modal secara mandiri selama 2 tahun.
Kegigihan William ternyata membuahkan hasil di tahun 2009. Ia mendapatkan investor pertamanya yang bersedia untuk memberikan modal sebesar 10 persen, diikuti investor-investor sepanjang 2010 hingga 2014, bahkan Softbank Internet dan Sequoia Capital  pada tahun 2014 menyuntikkan dana sebesar USD 100 juta.
ADVERTISEMENT
Tokopedia kemudian menjadi sebuah startup dengan status unicorn dengan penghasilan sebesar Rp 14 triliun rupiah pada tahun 2017. William, mantan operator warnet pun tercatat memiliki kekayaan yang mencapai Rp 1,8 triliun.