news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Punya Bisnis Miliaran, Mathias Mikkelsen Pernah Tidur di Lemari 3 Bulan

Konten dari Pengguna
13 September 2021 12:49 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Silicon Valley. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Silicon Valley. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Selalu ada pengorbanan di setiap perjuangan untuk raih kesuksesan. Mathias Mikkelsen di usia yang ke 23 tahun saat itu bertekad menjalankan bisnisnya. Namun perjalanan yang ditempuh tidaklah mudah. Ia harus tidur di lemari selama tiga bulan.
ADVERTISEMENT
Di usia mudanya, ia memutuskan pergi dari Norwegia ke Silicon Valley, California, Amerika Serikat. Ini menjadi langkah pertama yang ia lakukan untuk mewujudkan keinginannya mendirikan startup. Ia kemudian mengembangkan proyek online dan alat manajemen waktu bernama Timely.
Sebelumnya, Mathias pernah bekerja untuk sebuah perusahaan sebagai perancang digital di Oslo. Ia membuat sistem hiburan untuk maskapai Norwegian Air dan kampanye UNICEF di Facebook.
Semangatnya yang tinggi untuk merintis Timely saat itu sempat gagal. Aplikasi yang rilis di bulan Mei 2013 itu tidak mendapatkan respon yang baik. Itulah mengapa ia menjual apartemen nya di Oslo dan terbang ke Silicon Valley.
"Saat itu sebenarnya tidak ada bisnis startup di Norwegia, sehingga saya memutuskan untuk pindah ke Silicon Valley - ibu kota teknologi dunia - ini akan menjadi hal yang terbaik bagi saya," kata Mathias, dilansir BBC.
ADVERTISEMENT
Pertama kali sampai, ia bahkan tidak mengenal siapapun. Normalnya, seseorang akan mencari teman dan membentuk perkumpulan. Namun, saat itu ia bukanlah mahasiswa ataupun pegawai.
Maka yang dilakukannya saat itu cukup cerdik dengan menyewa kamar di rumah bersama Airbnb dan berpindah tempat setiap minggunya. Trik ini berhasil, dalam waktu beberapa minggu ia memiliki sekelompok teman.
Tantangan pertama ia selesaikan dengan baik. Yang kemudian menjadi fokusnya adalah mendapatkan tempat tinggal di "Rumah Peretas". Rumah tersebut adalah properti untuk wiraswastawan muda yang akan meluncurkan rencana bisnis. Disana mereka akan saling membantu, berbagai pendapat, inspirasi dan relasi.
Akhirnya ia berkesempatan mendapatkan rumah peretas di Silicon Valley pada tahun 2014. Sayangnya, di rumah tersebut hanya memiliki 15 tempat tidur yang semuanya telah terisi. Mau tak mau, ia akhirnya memilih tidur di dalam lemari selama 3 bulan.
ADVERTISEMENT
"Hidup di rumah peretas tidak ternilai. Ini semakin mendorong saya menjadi pengusaha. Ini sangat tidak ternilai dan tanpa hal ini, saya tidak akan mendapatkan apa yang saya punyai sekarang" ujarnya.
Di rumah peretas, ia bekerja sama mengembangkan aplikasi Timely dengan programmer dari India. Masih pada ide yang sama, ia merilis kembali Timely di tahun 2014 dan secara ajaib pelanggannya meningkat.
Aplikasi Timely atau dikenal juga dengan Memory ini diberi dukungan dana USD 6 juta atau Rp 84 miliar dari Amerika, Inggris, dan Norwegia. Nilai bisnis nya kini mencapai Rp 28 miliar per tahun.
Dari kisah Mathias, ia memberikan satu usaha penting terkait pengambilan risiko. Ia tak pernah ragu untuk mengambil kesempatan baru walaupun banyak pengorbanan yang ia lakukan. Dari mulai menjual apartemen hingga tidur di dalam lemari selama 3 bulan.
ADVERTISEMENT
Ia menganggap masa-masa muda itu sebagai masa-masa gila namun menyenangkan. Hal ini diungkapkan bagaimana ia dulu bekerja setiap hari nya tanpa pernah memikirkan dimana tempatnya tidur nanti.
"Pada tahap permulaan pengembangan produk semuanya tentang keuletan, kemampuan untuk tetap bertahan meskipun suram keadaannya, dan kepercayaan diri yaitu kemampuan dan keyakinan untuk mandiri" katanya.