RIP Walter Scott: Miliarder Partner Warren Buffet yang Dulunya Pesuruh

Konten dari Pengguna
29 September 2021 12:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Walter Scott (Foto: swscottfoundation.org)
zoom-in-whitePerbesar
Walter Scott (Foto: swscottfoundation.org)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Walter Scott miliarder ternama sahabat Warren Buffet ini diumumkan meninggal dunia pada 25 September lalu. Ia meninggal di usianya yang ke 90 tanpa menyebutkan penyebab kematian. Hal ini disampaikan langsung oleh pihak Suzanne and Walter Scott Foundation, Senin (27/9).
ADVERTISEMENT
"Dengan berat hati kami menyampaikan meninggalnya pendiri kami, Walter Scott yang telah memberkati kami dengan pelajaran dan warisan filantropis ini" tulis keterangan di situs yayasan tersebut.
Scott dikenal sebagai sahabat sekaligus rekan kerja Warren Buffet dan sukses membangun Berkshire Hathaway di tahun 1988. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai eksekutif di perusahaan konstruksi Peter Kiewit Sons Inc.
Kekayaannya saat ini menurut Bloomberg Billionaires Index mencapai USD 6 miliar atau setara Rp 85 triliun. Dengan kekayaannya, ia gelontorkan sebagian besar untuk keperluan amal dengan membangun Suzanne and Walter Scott Foundation.
Scott juga tak ragu untuk menggunakan penghasilannya ke industri konstruksi dan energi demi kepentingan masyarakat. Tak hanya itu, ia juga memberi dana untuk kebun binatang dan kampus lokal seperti Universitas Nebraska.
ADVERTISEMENT
Tentu semua itu ia dapatkan tak seperti membalikkan telapak tangan, Scott melewati berbagai tantangan ekonomi termasuk resesi ekonomi dunia. Ia besar dan bekerja di industri pertanian dan peternakan untuk menabung kuliah.
Setelah lulus, Scott mendapat pekerjaan sebagai pesuruh di perusahaan konstruksi Peter Kiewit Sons Inc dan mengabdi selama berpuluh-puluh tahun hingga berhasil mendapat posisi eksekutif.
Pengembangan karirnya sangat luar biasa dari mulai jabatan kecil hingga berhasil sukses lewat pembangunan proyek yang ia kerjakan. Ia menjabat sebagai CEO di perusahaan tersebut di tahun 1988.
Dengan jabatan yang ia dapatkan hingga akhir hidupnya, ia menjadi sosok miliarder dermawan yang senang berdonasi termasuk ke rumah sakit kanker, sektor kesenian, dan lainnya.
"Pada akhirnya, hampir semuanya akan masuk ke yayasan, dengan harapan itu akan bermanfaat bagi kampung halaman saya untuk banyak generasi yang akan datang,” katanya dalam sebuah wawancara bersama World Herald.
ADVERTISEMENT