Sebelum Berbisnis Ikan, Susi Pudjiastuti Sempat Jualan Pakaian dan Bed Cover

Konten dari Pengguna
15 Juni 2020 12:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Susi Pudjiastuti. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Susi Pudjiastuti. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Tak hanya laki-laki yang kerap dikira punya kekuatan besar, perempuan bahkan seringkali melampauinya. Akibat kegigihan, kerja keras, juga sifat pantang menyerah, mereka bisa mencapai apa yang para laki-laki tak bisa.
ADVERTISEMENT
Kalimat itu dibuktikan secara gamblang oleh Susi Pudjiastuti. Sebelum ketenarannya makin menjadi-jadi sejak menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan di Kabinet Kerja, ia punya kisah perjalanan tak semulus yang Anda bayangkan.
Lahir pada 15 Januari 1965, Susi merupakan anak dari peternak kerbau dan sapi di Pangandaran, Jawa Barat. Sejak kecil, kehidupan keluarganya terpenuhi dari hasil berjualan hewan-hewan itu.
Masuk SMP, ketika mungkin kawan seumurannya sedang memasuki fase cinta monyet, Susi punya perbedaan mencolok. Di sela-sela kegiatannya bersekolah, perempuan yang sekarang merupakan ibu dari tiga anak tersebut memulai bisnis pakaian dan bed cover. Keranjingan berbisnis, ketika ia ada di bangku SMA, suatu hari Susi justru memutuskan untuk keluar dari sekolah.
ADVERTISEMENT
Maka siapa sangka, keputusan itulah yang menjadi titik awal nasib menyetirnya ke dunia yang ia geluti sampai sekarang. Berhenti bersekolah, Susi makin giat dalam berbisnis. Karena hidup di lingkungan nelayan, ia lalu memutuskan memulai bisnis jual-beli ikan. Susi memulai semuanya dengan modal awal yang hanya Rp 750 rb pada saat itu.
Awalnya, bisnis itu dilakukan Susi dengan membeli ikan ke tempat pelelangan lalu menjual lagi hasil tengkulaknya ke beberapa restoran. Seiring berjalannya waktu, konsumennya makin meluas. Susi lalu mulai berjualan lobster. Banyak restoran di Jakarta bahkan luar negeri ikut menjadi konsumen lantaran tahu bahwa ikan dan lobster yang dijualnya berkualitas baik.
Namun, seiring dengan bisnisnya yang makin membesar, Susi memikirkan masalah yang nantinya mungkin akan timbul: ia khawatir soal kesegaran lobster jika perjalanan ditempuh begitu lama melalui laut ke luar negeri. Maka, ketika pada saat itu Christian von Strombeck yang berprofesi sebagai pilot masih menjadi suaminya, dicapai sebuah kesimpulan bahwa lobster dan ikan Susi itu akan dikirim menggunakan pesawat.
ADVERTISEMENT
Ide itulah yang menjadi awal mula didirikannya Susi Air, beberapa tahun kemudian. Pada tahun 2000, Susi mengajukan pinjaman ke bank sebanyak Rp 47 miliar guna memulai bisnis penerbangan itu. Dari uang itu, ia membangun dasar pembangunan landasan udara di Pangandaran dan 2 unit pesawat Cessna. Landasan udara dan 2 unit pesawat itu jadi awal perkembangan Susi Air hingga saat ini.
Susi Pudjiastuti sedang turun langsung ke laut saat menjadi menteri. Foto: kumparan
Tahun 2004, ketika tsunami memporak-porandakan Aceh, rasa kemanusiaan Susi tergerak untuk menolong sesama: ia menawarkan pesawatnya secara cuma-cuma untuk mengirim bantuan ke masyarakat terdampak tsunami di Aceh.
Tawaran itu ternyata mendapat banyak respons dari LSM. Akibat keberkahan dari sifat kemanusiaan itu, Susi lantas mengembangkan bisnisnya menjadi jasa transportasi berbagai produk di bidang perikanan. Ia menamai usahanya itu “Susi Air”. Berkembang dengan pesat, di tahun 2012 saja, Susi Air menerima pendapatan Rp 300 miliar dengan melayani 200 penerbangan perintis dalam setahun.
ADVERTISEMENT
Akibat pengalaman yang mumpuni di bidang perikanan, Presiden Joko Widodo lantas meliriknya, mengangkatnya menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Oktober 2014 lalu. Susi Pudjiastuti menjadi satu-satunya menteri dengan ijazah SMA yang menjabat di Kabinet Kerja.
Maka ketika penghasilan dari bisnisnya yang sukses telah cukup menyejahterakan dirinya sendiri, Susi mengabdikan diri pada rakyat selama 5 tahun. Saat ini, ia dikenal banyak orang lewat ketegasan juga gayanya yang eksentrik sebagai pejabat. Sebagai menteri perempuan, Susi kerap kedapatan merokok, sambil menyangking secangkir kopi kecil, dan amat terkenal lewat ungkapannya: “Tenggelamkan!”.
Kini, namanya telah dikenal oleh hampir semua orang di negara ini.