news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tak Lulus SMP, Kini Punya Pabrik Panci dan Masuk Daftar Orang Terkaya

Konten dari Pengguna
20 Mei 2020 12:45 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi panci. Foto: Shutterstock/ kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi panci. Foto: Shutterstock/ kumparan
ADVERTISEMENT
Tak terbayangkan, anak yang masa kecilnya tak lulus SMP itu, kini masuk daftar orang terkaya di Indonesia. Majalah Forbes beberapa kali memasukkanmya dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia, dengan kekayaan tak kurang dari USD 350 juta.
ADVERTISEMENT
Mungkin orang menganggap salah satu bisnisnya sebagai usaha yang sepele: pabrik panci. Bisa dibilang, sosok yang kini berusia hampir 70 tahun ini, sebagai perintis usaha perabot rumah tangga.
Dari usaha pabrik panci dan produksi aneka perabot dapur lainnya, kini usaha yang dia rintis sudah berkembang ke berbagai sektor. Kalau dirinci satu-satu, bisa sangat panjang dan daftarnya memenuhi layar smartphone kamu.
Kalau dikelompokkan, usahanya meliputi layanan Produk Konsumen, Produk Konsumen Industri, Konstruksi dan Material Bangunan, Hotel, Properti Komersil dan Properti Industri, Perbankan, Perdagangan dan Distribusi, Infrastruktur dan Energi, serta beragam bisnis lainnya.
Dengan usaha sebanyak itu, tak mengherankan jika jumlah karyawannya kini mencapai 30 ribu orang.
“Dalam mewujudkan ide dan inovasi tersebut, yang harus diingat adalah lakukan analisa terlebih dahulu. Dalam melakukan analisa, tidak boleh dengan emosi. Harus menggunakan pemikiran yang logis agar analisa tersebut terjamin. Dari 100 ide yang ada, bisa saja 90 ide gagal, tapi 10 ide berhasil itu sudah Alhamdulillah. Pokoknya jangan pernah menyerah,” demikian pernyataan pria bernama Alim Markus itu, berbagai kiat sukses usahanya dalam suatu kesempatan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
ADVERTISEMENT
Semua itu, tentu tak diraih Alim dengan mudah, hingga kini dia bisa menjadi salah satu profil orang sukses. Bahkan meski dia mewarisi usaha dari ayahnya, Alim Husin. Kalau pun dia tak sampai menamatkan pendidikan SMP-nya, bukan karena malas. Justru karena dia terlalu sibuk membantu ayahnya berdagang.
Bos Maspion, Alim Markus. Foto: kumparan
Ayah Alim Markus, yakni Alim Husin, datang merantau ke Pasuruan di Jawa Timur, dalam usia 19 tahun. Dia berlayar selama 40 hari dari tempat kelahirannya di Provinsi Fujian, China.
Mengawali usahanya dengan berjualan kain, Alim Husin kemudian beralih membuat dan berjualan lentera. Lampu lentera buatannya dikenal cukup bagus. Tidak mudah padam karena dilapisi kaca dan tidak membuat dinding rumah hitam akibat asapnya. Kesuksesan usahanya, membuat Alim Husin berkongsi dengan temannya Gunardi Go, mendirikan UD Logam Djawa di tahun 1965.
ADVERTISEMENT
UD Logam Djawa inilah yang kemudian menjadi cikal bakal perusahaan Maspion. Mewarisi usaha sang ayah, Alim Markus membesarkan Maspion hingga jadi perusahaan terkemuka di Jawa Timur. Pabrik milik pengusaha itu juga terdapat di Cikarang, Jawa Barat.
Motto jualan dan iklan Maspion sangat dikenal, yakni “Cintailah Produk-produk Indonesia”.