Terlilit Utang Rp 1,3 M, Pria Ini Bangkit Jadi Bos Camilan Beromzet Ratusan Juta

Konten dari Pengguna
3 Juni 2021 15:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Juta
Sumber: Facebook.com/Bagas Alimpad
Sebuah keberhasilan akan selalu diawali dari kegagalan. Kegagalan akan membuat seseorang belajar sehingga tak akan lagi mengulangi hal serupa di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Barangkali prinsip itulah yang dipegang teguh oleh seorang anak muda asal Kediri, Jawa Timur, bernama Bagas Alimpad, seorang pengusaha makanan ringan atau camilan berlabel FCK Jamur Krispi yang sudah merambah pasar luar negeri.
Perjalanan Bagas menjadi seorang milenial berdompet tebal tidaklah mudah. Barangkali, lelaki yang kini berusia 23 tahun itu sudah mengalami puluhan kali kegagalan sebelum akhirnya sesukses sekarang.
Kesuksesannya tak bisa dianggap enteng. Semasa duduk di kelas 12 SMA, Bagas terobsesi dengan sebuah perusahaan Multi-Level Marketing (MLM) yang menawarkan keuntungan instan.
Meski menaruh modal di bisnis skema ponzi semacam itu, Bagas tetap menjalankan usaha MLM-nya dengan sebaik mungkin. Bahkan, di usianya yang masih belasan tahun, ia sudah berhasil menjadi leader di Kota Kediri dan telah berhasil menggaet ratusan anggota.
ADVERTISEMENT
Namun, seiring berjalannya waktu, Bagus merasa bahwa bisnisnya di MLM tidak begitu prospek. Selain itu, uang yang seharusnya menjadi investment bagi Bagus, justru dibawa kabur oleh pemilik sang MLM.
Bagus pun akhirnya keluar dari perusahaan MLM tersebut. Akan tetapi, insting bisnisnya tidak pernah mati. Masuklah ia ke dalam Forex. Sama seperti saat di MLM, Bagas mampu membuat jejaring Forex-nya meluas.
Ia bahkan berhasil menggaet downline dengan total Rp 1 miliar lebih. Sungguh jumlah yang terlampau besar untuk anak seusianya. Keadaan pun terus berpihak pada Bagas.
Semua itu bertahan beberapa lama. Bagas bahkan hingga mampu membeli mobil sendiri lantaran pemasukkan dari bisnis money game itu.
Hingga akhirnya sampailah ia pada 14 Agustus 2015. Ketika itu, ia harus mendengar kabar tidak mengenakkan seumur hidupnya. Uang yang telah terkumpul dari para investor yang ia rekrut harus lenyap karena dibawa kabur oleh owner money game.
ADVERTISEMENT
Bagas pun kaget bukan kepalang. Ia merekrut downline sebanyak itu hingga miliaran rupiah dan kini harus lenyap. Akhirnya, bocah berusia 17 tahun yang sedang duduk di kelas 12 SMA itu harus mengganti uang para investor sebesar Rp 185 juta.
Karena kejadian tersebut, Bagas banyak mengurung diri di kamar dan hampir merasa depresi. Kalau saja para investor tidak melunak, bisa jadi ia nekat melakukan bunuh diri.
Karena kelunakan para investor, Bagas diberi waktu untuk mengembalikan seluruh dana hingga lunas tanpa batas waktu yang ditentukan. Ia pun mulai memutar otak, dari mana anak seusianya mendapatkan uang sebanyak itu.
Dari hasil kegalauan itulah lahir FCK Jamur Krispi yang ia kelola bersama temannya, Achmad Fikri, yang lebih muda satu tahun dari Bagas.
ADVERTISEMENT
FCK Jamur Krispi ialah produk camilan berbahan dasar jamur yang dikemas seperti produk snack pada umumnya. Awal mula terbentuknya ide membangun FCK pun tergolong unik.
Saat sedang merasa galau karena hutang Rp 185 juta, Bagas bertemu dengan seorang petani jamur yang kesulitan mencari pelanggan. Bagas melihat dirinya sendiri dalam diri petani tersebut.
Karena merasa kasihan, ia belilah jamur sang petani dan membawanya ke rumah. Di rumah, jamur tersebut ia goreng dan ternyata rasanya enak. Dari situlah otak bisnis Bagas Alimpad bekerja dan terbentuklah FCK.
Sejauh ini, omzet FCK telah mampu menyentuh angka ratusan juta rupiah. Belum lama membangun FCK saja, utang kepada para investor sudah ia bayar.