Selebriti Hijrah

Jey
Silakan isi sesuai dengan kegiatan anda saat ini
Konten dari Pengguna
26 Mei 2018 10:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jey tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hai kenalin namaku Anang Yulianto, aku merupakan salah satu remaja yg tinggal di kampung dan sering aktif dalam acara karang taruna. Meskipun aku terbilang aktif dalam bersosialitas, tapi aku masih sering mengabaikan yg namanya sholat 5 waktu, dan aku juga masih sering sekali ngomong seenaknya sama kedua orang tua, apalagi ibuku. Karena aku terbilang sangat akrab sekali sama ibuku, sampai kaya kakakku. Disini aku menjadi anak tunggal, jadi cuma ibuku yg tahu apapun tentangku. Aku termasuk yg kurang akrab sama ayahku, mungkin karna aku anak laki-laki kali ya, jadi lebih klopnya sama ibu..
ADVERTISEMENT
Pada satu waktu pada musim panen padi, aku ikut memanennya tapi tengah hari aku pulang karena cuaca sangat panas sekali. Setelah aku pulang, aku menjemur padi yg sudah ada dirumah, tapi ga berselang lama mendung gelap sekali dan akhirnya padinya aku bawa kerumah lagi dan aku lanjut tidur. Sorenya setelah ibuku pulang dari sawah, dia langsung pergi ke sungai buat nyuci baju. Wajar ya kalo nyucinya di sungai, karna aku ga punya kamar mandi atau sumur air. Waktu disungai ibuku nyuci ternyata ga fokus sama airnya, tiba-tiba saja langsung banjir besar dan itu udah dikiri kanan ibuku, sementara ibuku terjebak ditengah sungai. Dia beberapa saat bisa bertahan karna bak mandi yg diisi pakaian basah masih bisa buat pegangan. Akhirnya ada tetangga yg lewat dijembatan dan melihat ibuku terjebak di tengah derasnya air sungai, dan tetanggaku akhirnya minta tolong sama warga. Banyak warga yg berusaha menolong ibuku, tp agak kesusahan karna jarak yg cukup jauh dari tepi sungai. Setelah kurang lebih 5 menitan, ada sebuah kayu besar yg terbawa banjir dan menabrak ibuku. Ibu dan kayu itupun langsung bersama-sama hanyut, ibuku kan ga bisa renang jadi dia berusaha sebisanya sambil pasrah menyerahkan diri kepada Allah swt, ibuku berharap dan berdoa dia ikhlas kalo sudah jalannya sampai disitu. Dia benar-benar pasrah dan hanya ingat Allah swt seraya bersholawat saat hanyut. Akhirnya ada mbak-mbak tetanggaku yg dateng kerumahmu dan bilang kalo ibuku hanyut. Aku pun langsung shock, karna yg ku tahu ibu lagi disawah, karna pas pulang aku masih tidur jadi ngga tahu kalo ibu udah pulang dan nyuci baju disungai.
ADVERTISEMENT
Dengan hati yg sudah ga tenang aku lari ke sungai, dan melihat banyak warga menyaksikan ibuku hanyut, perasaanku semakin kacau. Dan tak lama kemudian aku melihat ibuku selamat dan dituntun oleh tetanggaku dengan keadaan yg lemas. Ternyata disaat ibuku pasrah itu dia tiba-tiba menyentuh cabang bambu yg bisa membantunya untuk menepi dari derasnya sungai, akhirnya ibu bisa menyelamatkan diri dan dibantu tarikan warga setelah 500 meter hanyut.
Aku benar-benar bahagia, ini seperti aku mimpi dan aku terbangun. Aku sangat bersyukur bahwa Allah swt masih sayang sama ibuku dan keluargaku.
Sejak saat itu, aku semakin tergugah bahwa hidup dan mati ini hanya milik Allah swt, jika Allah berkehendak maka yg terjadi terjadilah. Aku semakin ingat dosa dan mati setiap harinya, aku semakin memantapkan hati untuk menyerahkan seluruh hidupku untuk selalu berserah kepada Allah swt. Sholat 5 waktu mulai aktif ku kerjakan, sholat sunnah mulai aku rutinkan, bersosialisasi semakin rajin aku lakukan. Bahkan aku merasa setelah aku berjalan dijalan-Nya, aku merasa hidupku selalu bahagia, walaupun kami keluarga ga punya tetapi kami ga pernah yg namanya kekurangan. Semua kebutuhan bisa tercukupi, dan itu seperti keajaiban yg bisa didapatkan oleh setiap orang yg mau bersyukur.
ADVERTISEMENT