Serius, Kuncar Calon Wali Kota Surabaya!

Supriyadi
freelancer
Konten dari Pengguna
1 Desember 2018 12:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Supriyadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Serius, Kuncar Calon Wali Kota Surabaya!
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Foto akun facebook Kuncar dengan caption, "Sudah saya edit dg kecerahan yg paling cerah tetapi kenapa HP ini tidak mau nurut, ".
ADVERTISEMENT
______________
Bila saya sudah bilang serius. Tak perlu yang membaca tulisan ini, minta saya untuk bersumpah. Keseriusan saya sudah menunjukkan kesungguhan. Serius yang menurut KBBI, sungguh-sungguh, tidak bergurau. Saya tidak sedang bergurau, memang. Bahwa pada tanggal 30 November 2018, ketika saya sedang makan malam di Warung Ceret Bratang. Ketemu dengan dua orang teman. Mereka menyapa saya. Kemudian memilih duduk bersama saya.
Ngobrol pastinya kami. Dialuri ngalor ngidul. Namun tiba-tiba teman yang satunya, ngajak ngobrol konstelasi politik yang sedang berkembang saat ini. Saya mengatakan kepada mereka, sedikit demi sedikit saya menarik diri, sudah tak tertarik bicara politik di era post truth ini. Bikin otak ini kering, hati ini kerontang.
“Memang di musim pencalegan ini. Kalau mau dekat caleg yang tajir. Pasti kantong ini tak tipis. Saya sudah mencoba kemarin. Kawan-kawan saya punya klien, saya ditugasi ngurusi media. Tapi saya kemudian milih tak aktif, begitu mendengar ada kasak kusuk busuk, “ kata saya.
ADVERTISEMENT
Keduanya ketawa. Dan mengatakan, hidup itu tak lepas dari lingkaran politik. Orang apatis belum tentu buta politik. Politik lebih kerap membauri situasi kehidupan, di Indonesia terutama daripada persoalan lain.
“Nah, benar memang benar, “ saya menimpali.
“Bukan berarti kamu tidak berpolitik kan? Masih mau kan memberi dukungan jika ada teman mencalonkan wali Kota Surabaya, “ ucapnya.
Wow! Ada apa teman ini tiba-tiba bilang begitu. Selintas aku berpikir hanya guyonan belaka. Dan pastinya dalam obrolan kami, masih ada kelanjutannya ucapan dia. Namun saya lupa. karena tak meneruskan fokus mendengarkan. Kefokusan saya tersandung kalimat : masih mau kan memberi dukungan jika ada teman mencalonkan Wali Kota Surabaya.
ADVERTISEMENT
Jujur, saya tak mengerti maksud teman ini. Saya ini orangnya mampu introspeksi secara mendalam untuk mengukur diri: apa kapasitas saya, jika benar ada seorang teman mencalonkan Wali Kota Surabaya. Kemudian saya memberi dukungan. Saya ini siapa? Dukungan bagaimana yang dimaksud teman ini!
Secara cost politik, saya tak berdaya. Dukungan memilih, saya bukan warga Kota Surabaya. Sungguh aneh kan? Kenapa teman ini mengajak saya mendukung, jika ada seorang teman mencalonkan Walikota Surabaya 2020 mendatang. Bagi saya merupakan ajakan naif, -lekat dengan basa-basi.
“Siapa kira-kira teman itu, “ saya mecoba bertanya. Tentu saja sambil dalam khayalan mengabsen satu persatu teman yang layak. Walau begitu, jujur saja saya menjauhkan rasa penasaran. Kalau nama yang teman ini sebut, di luar lembaga survei yang beberapa hari ini baru saja dirilis. Dan kemudian layak. Apa salahnya saya mendoakan. Apalagi saya mengenalnya: well and care terhadap saya. Tak salah nanti saya melakukan sesuatu untuk pemenangannya.
ADVERTISEMENT
“Bagaimana pak Pry kalau Kuncar!, “ ucapnya tiba-tiba.
“Layaklah dia, “ sergah saya.
"Pak, bisakah bilang ke Kuncar untuk nyalonkan walikota Surabaya?, ".
"Saya kenal tapi gak terlalu dekat.., " jawab saya santai.
"Pak Pry kalau sama dia care gitu!, ".
"kebetulan aku sama Kuncar bisa melakukan itu, " jawab saya.
Kuncar Walikota Surabaya. Tidak salah menurut saya. Lewat partai apa pun atau perseorangan dalam pencalonan, sepertinya laku! Saya rasa selama ini, ia cukup konsistensi terhadap Kota Suarabaya.
Wis ngene ae lah tulisan iki. saya tegaskan bukan bermaksud ngeframing Kuncar. Anggaplah ini sekadar catatan jalanan saja, yang selalu ku tulis di status fesbuk. .
ADVERTISEMENT