Masalah Sampah, Hanya Tiga Persen Dikelola Berkelanjutan

SBM ITB
School of Business and Management ITB
Konten dari Pengguna
12 Agustus 2022 8:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SBM ITB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BANDUNG - Pengelolaan sampah masih jadi masalah serius bagi Indonesia. Tidak sampai tiga persen dari volume total sampah di Indonesia yang telah dikelola dengan metode Reduce, Reuse, Recycle (3R). Tak heran, permasalahan sampah menyebabkan penyakit kronis bagi masyarakat dan timbul masalah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Berbicara dalam International Conference On Management In Emerging Markets (ICMEM) hari ke-2 yang diselenggarakan secara virtual pada Kamis (11/8/2022), Direktur Kejora Ventures Alfred Boediman mengatakan, para pihak swasta, termasuk di dalamnya para pemodal privat harus ikut dilibatkan untuk mendukung penyelesaian masalah sampah di Indonesia. Sampai saat ini, pengelolaan sampah masih sangat bergantung kepada pemerintah. “Permasalahan sampah tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu solusi dan jangan bergantung pada pemerintah,” tuturnya.
Lebih lanjut, Alfred mengatakan, sektor pengelolaan sampah sekarang ini terus menunjukkan potensi pengembangan yang sangat tinggi sehingga dapat memberikan pengembalian yang menarik bagi investor. Seiring dengan perkembangan bisnis, Alfred juga mengatakan bahwa banyak negara lain yang sudah menfasilitasi edukasi terkait dengan pengelolaan sampah sehingga para penduduk menjadi lebih peka terhadap urgensi menemukan solusi permasalahan sampah.
ADVERTISEMENT
Menuju bagian akhir pemaparan, Alfred merangkum beberapa hal yang dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat sebagai upaya pengelolaan sampah. Salah satu yang paling penting adalah mengenai keharusan membuat Integrated Solid Waste Management System yang mampu menghubungkan kota-kota di Indonesia. Selain itu, rehabilitasi juga perlu dilakukan kepada tempat pembuangan sampah yang terbuka dan belum terurus secara sistematis.
Alfred membawakan materi dengan menarik, tegas, dan singkat. Sesi pemaparan yang hanya berlangsung selama kurang lebih 18 menit terbukti mampu memantik antusiasme tinggi dari para audiens dibuktikan dengan banyaknya jumlah individu yang bertanya. Pembahasan seputar pertanyaan menjadi sangat menarik karena membuat topik diskusi menjadi jauh lebih luas. Bahkan, potensi feses manusia di dalam dunia bisnis pun ikut dibicarakan melalui perbincangan tersebut.
ADVERTISEMENT