PPI DUNIA MENDUKUNG UPAYA PENDIDIKAN INKLUSIF DI INDONESIA

PPI Dunia
PPI Dunia adalah wadah organisasi yang menaungi seluruh pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri.
Konten dari Pengguna
3 Desember 2020 4:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari PPI Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Webinar PPID memperingati Hari Difabel Internasional dilengkapi dengan juru bahasa isyarat
zoom-in-whitePerbesar
Webinar PPID memperingati Hari Difabel Internasional dilengkapi dengan juru bahasa isyarat
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan telah diatur dalam UUD Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) dan (2) serta UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM pasal (12).
ADVERTISEMENT
Hal ini pun berlaku pada warga negara penyandang disabilitas. Negara telah menjamin hak tersebut sebagaimana yang dituangkan dalam UU No. 08 Tahun 2016. Pemerintah juga meningkatkan kualitas institusi pendidikan dan tenaga pendidik dalam memberikan pendidikan yang inklusif bagi warga negara penyandang disabilitas.
Dalam rangka menyambut Hari Difabel Internasional yang diperingati setiap 3 Desember, Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia) menyelenggarakan diskusi bertajuk Pendidikan bagi Penyandang Disabilitas: Peran Pendidik dalam Mewujudkan Lingkungan Sekolah yang Inklusif pada hari Selasa, 1 Desember 2020 melalui zoom dan disiarkan secara langsung melalui channel Youtube PPI Dunia.
PPI Dunia dalam pernyataan yang disampaikan Choirul Anam - Koordinator PPI Dunia 2020-2021, menyatakan komitmennya untuk mendukung pendidikan inklusif di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Diskusi ini dihadiri oleh lebih dari 1000 peserta yang merupakan penyandang disabilitas, orang tua dengan anak penyandang disabilitas, tenaga pendidik sekolah luar biasa, advokat pendidikan inklusif, masyarakat umum, dan 4 pembicara dari berbagai lembaga pendidikan dan pemerintahan, serta 2 juru bahasa isyarat.
Dr. Sri Santi Tjahja Dini, M.Pd., Pendiri Sekolah Baruku & Dosen IAIT Lirboyo Kediri, membuka diskusi dengan pemaparan pentingnya dukungan terhadap penyandang disabilitas, “Mengasihani bukanlah sikap yang tepat terhadap peyandang disabilitas.
Mereka butuh dukungan atas potensinya dan apresiasi atas prestasinya, sehingga mereka akan memiliki kesempatan yang luas.” Kehadiran sekolah inklusif tidak hanya menjamin hak penyandang disabilitas, tapi juga memberikan keuntungan kepada semua pihak di sekolah.
Bukik Setiawan, M.Psi., sebagai Pendiri dan Dewan Pakar Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan, Ketua Yayasan Guru Belajar, Kampus Guru Cikal, menyatakan bahwa konsep merdeka belajar yang merupakan kombinasi antara kurikulum dan kebutuhan murid merupakan jawaban yang tepat untuk sekolah inklusif.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, implementasi pendidikan inklusif dipaparkan secara komprehensif oleh Prof. Dr. Munawir Yusuf, M.Psi., sebagai Kepala Pusat Studi Difabilitas LPPM Universitas Negeri Sebelas Maret/Guru Besar FKIP UNS.
Pembicara terakhir, Dr. H. Yaswardi, M.Si., sebagai Direktorat Jenderal GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan) Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, menutup diskusi dengan pemaparan peran pendidik dalam sekolah inklusif.
Diskusi ini diharapkan menjadi bekal bagi para tenaga pendidik khususnya dan masyarakat umumnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan lingkungan yang inklusif.
Penulis: Annisa Firdaus & Ahsanah Nur Amalia (Tim Redaktur Berita Kegiatan PPI Dunia)