Peningkatan Omzet Bakul Kerupuk Binaan KKN UNEJ

Putra Awang Eka Pranata
Mahasiswa Universitas Jember
Konten dari Pengguna
2 September 2021 10:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putra Awang Eka Pranata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tahun ini Universitas Jember melaksanakan kegiatan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan mengangkat tema “KKN Back to Village 3” yang berarti KKN Pulang Kampung, KKN ini dilaksankan pada tanggal 11 Agustus 2021 hingga 10 September 2021. Dikarenakan masih dalam masa pandemi Covid-19 serta adanya perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), maka KKN kali ini dilakukan secara mandiri, dimana mahasiswa wajib untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah masing masing.
ADVERTISEMENT
Saya, Putra Awang Eka Pranata peserta KKN BTV 3 dari kelompok 14 dengan Dosen Pimbimbing Lapangan (DPL) dr. Yudha Nurdian, M. Kes. memilih tema tentang Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19. Dengan mengambil tema tersebut dikarenakan untuk membantu pemasaran suatu produk kerupuk yang diberi nama “Kerupuk Mie Barabil”.
Pelaku usaha kerupuk menjelaskan bahwa permasalahan yang sedang dihadapi saat ini yaitu pemasarannya kurang optimal dan pengemasan yang dilakukan hanya dengan kemasan sederhana serta pada kemasan tidak terdapat label, sehingga kerupuk menjadi kurang menarik. Maka dari itu, saya Putra Awang Eka Pranata tertarik untuk membantu pemasaran produk kerupuk ini melalui digital marketing. Sebelum melakukan pemasaran melalui media online, terlebih dahulu saya memberikan bebrapa pelatihan mengenai pentingnya pemasaran melalui media online seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp.
ADVERTISEMENT
Kemudian dilanjutkan dengan memberikan inovasi pada kemasan kerupuk tersebut, saya memberikan saran kepada pelaku usaha untuk mengganti kemasan produk tersebut dengan kemasan yang lebih menarik. Dan dilanjutkan dengan memberikan inovasi pada label kemasan dengan menambahkan nama produk kerupuk tersebut yaitu “Kerupuk Mie Barabil” dan menambahkan nomor handphone serta alamat media sosial. Inovasi tersebut dilakukan supaya kemasan lebih menarik perhatian konsumen.
Dengan adanya program ini serta beberapa pelatihan yang telah dilaksanakan, saat ini pelaku usaha kerupuk mengalami peningkatan hasil pemasaran produknya, yang awal mula pelaku usaha kerupuk hanya menjual produknya di pasar, kemudian dilakukan pemasaran melalui media online maka hasil penjualannya meningkat hingga 20%.
Gambar 1. Kegiatan penjualan produk saya
Gambar 2. kegiatan pemsaran saya di media online