Rasisme dan Perpecahan

putri dewiprilanti
siswi SMA Cenderawasih
Konten dari Pengguna
21 November 2021 21:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari putri dewiprilanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
sumber: pixabay
ADVERTISEMENT
Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia, Pancasila merupakan cerminan bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi tolak ukur segala pelaksanaan dan penyelenggaraan negara. Dalam Pancasila terkandung 5 garis besar kehidupan berbangsa dan bernegara.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Pancasila sila ke-3, yaitu "Persatuan Indonesia." Indonesia hidup dalam berbagai keragaman, baik suku, agama, budaya, dan ras. Dari semua perbedaan, Indonesia berdiri dengan kokoh di bawah naungan Pancasila dan semboyannya, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
Namun, apakah "Persatuan Indonesia" sudah terlaksana dengan baik sejauh ini? sayangnya masih banyak rasisme yang menyelimuti masyarakat Indonesia. Sebelum membahas lebih jauh, mari kita cari tahu apa itu rasisme. Rasisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu paham dalam penggolongan membedakan manusia berdasarkan warna kulit serta ciri fisik. Secara umum, rasisme adalah suatu kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu. Jadi, rasisme merupakan paham diskriminasi suku, agama, ras, dan adat (SARA).
ADVERTISEMENT
Tindakan rasisme dapat terjadi dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, hiburan, dan masih banyak lagi. Dengan adanya tindakan rasisme ini, dapat menyebabkan perpecahan di dalam bangsa Indonesia.
Contoh kasus rasisme yang terjadi di Indonesia adalah kasus rasisme “Orang Betawi Bodoh” yang berawal dari VVL (pelaku) yang sedang bertugas menjaga proyek, kemudian menanyakan identitas seorang anak yang berada di dalam proyek, karena anak itu menjawab dengan berbelit-belit, VVL menjadi kesal dan menyebut “Orang Betawi bodoh” kepada anak itu.
Lalu ada juga kasus rasisme mahasiswa Papua yang dikepung oleh beberapa aparat. Aparat menduga bahwa perusakan bendera pusaka yang terletak di depan asrama, dilakukan oleh oknum mahasiswa Papua. Parahnya, bukan melakukan investigasi lebih lanjut, aparat justru ikut menyerang asrama dengan gas air mata.
ADVERTISEMENT
Rasisme tidak terjadi begitu saja, terdapat beberapa pengaruh dari lingkungan sekitar, berikut beberapa faktor penyebab terjadinya rasisme:
(1) sosialisasi dalam keluarga;
keluarga dapat menjadi penyebab terjadinya rasisme, karena apa yang orang tua ajarkan akan melekat pada diri anak tersebut, dan secara tidak langsung, akan terpengaruh pada pola pikir anak.
(2) keputusan kebijakan pemerintah;
(3) budaya serta adat istiadat.
budaya dan adat istiadat setiap daerah tentunya berbeda, hal ini dapat mempengaruhi pemahaman kita terhadap budaya lain.
Rasisme tidak hanya terjadi pada orang lain diluar sana, kita dapat merasakan adanya tindakan rasisme dari lingkungan sekitar. Tetapi, bukan berarti kita tidak pernah melakukan tindakan rasisme kepada orang lain. Jika seseorang memiliki sikap rasis, berikut merupakan tahapan yang dialami seseorang saat berbuat rasis:
ADVERTISEMENT
(1) munculnya rasa tidak aman;
(2) memusuhi golongan tertentu;
(3) hilangnya rasa menghargai orang lain/sekitar;
(4) stereotip;
(5) pelampiasan pada golongan lain.
Tetapi, kita semua dapat menghindari sikap rasis. Berikut beberapa cara untuk menghindari sikap rasis:
(1) menyadari bahwa setiap orang berbeda;
(2) melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang lain;
(3) memposisikan diri sebagai orang lain;
(4) jika terlanjur stereotip, ubah sedikit demi sedikit.
Menurut saya, tindakan rasisme tidak dapat dibiarkan, karena dapat menyakiti perasaan orang lain dan menimbulkan perpecahan. Kita sebagai masyarakat Indonesia harus bisa berpikir panjang dampak apa yang ditimbulkan apabila melakukan tindakan rasisme. Dengan melakukan keempat hal diatas, maka kita dapat terhindar dari sikap rasisme.